Akhir-akhir ini aku agak sedikit ngalay,sedikit atau banyak
ya?
Entahlah..yang jelas belakangan ini aku memiliki perasaan
aneh,cemburu gak jelas. Dan parahnya cemburunya tuh bukan sama seseorang tapi
ke satu kesatuan (bingung ya?aku juga bingung)
Jadi begini,aku bekerja hampir 7 tahun di sebuah peruasahaan
kecil yang bergerak di bidang furniture. Lambat laun perusahaan kami berkembang
dan kini memulai melebarkan sayapnya ke negara Singapura.
Dulu aku bodoh dan gak ngerti apa-apa sama sekali, aku gak
pernah mengenyam bangku kuliah,pengetahuanku minim banget. Tapi bossku yang
luar biasa baiknya mengajariku banyak hal. Mereka(sepasang suami istri)
memperlakukakun layaknya keluarga sendiri,kami sangat dekat baik itu di dalam
atau di luar kerjaan.
Selama 5 tahun lebih kami bekerja bersama-sama dan aku bisa
menguasai banyak hal karena mereka.
Mereka dengan sabar dan tlaten mengenalkanku dan mengajariku hal-hal
baru. Hal yang belum pernah kupelajari di bangku kuliah.
Yang namanya boss sesekali mereka marah dan membuatku
sedih,tapi..begitulah dunia kerja. Gak ada yang mudah di dunia ini,begitupun
mereka terkadang membuat duniaku sulit dan berat,tapi karena itulah aku belajar
kedewasaan,kesabaran dan cara bertahan di bawah tekanan.
Tetapi dua tahun terakhir ini si boss jarang sekali di
Indonesia,mereka sibuk dengan anak peruasahaan kami yang di Singapore,semenjak
itu focus mereka terpecah,bahkan terkesan melupakan Indonesia.
Aku yang dulunya cepat mendapatkan konfimasi dan segala
Sesutu soal kerjaan jadi tersendat-sendat,banyak missing and messing disana
sini dalam kerjaan karena boss ku susah
banget di hubungin. Ibarat kata aku seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Mereka terlalu sibuk dengan kerjaan di Singapore. Dan aku merasa
dianaktirikan.
Dan itu sediiihh banget rasanya,apa si boss udah gak peduli
lagi dengan perusahaan Indonesia ya?
Apa si boss udah melupakan perusahaan Indonesia ya?
Harusnya aku gak perlu memikirkannya,tapi ini sedikit banyak
mengangguku.Dan akirnya dari kasus ini aku belajar dan merasakan hal yang gak
pernah kurasakan sebelumnya.
Yaitu rasanya mempunya seorang adik.
Aku adalah anak teraakhir dari 6 bersaudara,dan umurku serta
saudaraku terpaut amatlah jauh,12 tahun. Bisa dibayangkan seperti apa aku
sedari kecil.Aku terbiasa dimanja oleh kakak-kakakku yang umurnya jauh di
atasku. Aku terbiasa dihujani dengan kasih sayang. Dan aku sumber dari segala
perhatian. Hal itu terjadi selama bertahun-tahun dan itu sudah melekat
didiriku. Sejak kecil aku tak pernah tahu bagaimana rasanya berbagi kasih
sayang. Karena semua kasih sayang orang tua dan kakak-kakakku hanya tercurah
padaku. Aku yang paling kecil di rumahku. Aku juga gak pernah tahu rasa
pahitnya mengalah dan “cemburu” (kecuali sama pasangan loh ya..)
Perasaan ini sangat aneh,oooo..jadi ini rasanya punya adik.
Kita tahu benar situasinya.kita tahu benar kalo Mom and Dad
masih sayang sama kita dan gak mungkin melupakan kita.
Hanya saja focus mereka terpecah karena adik kita yang lebih
kecil jelas lebih membutuhkan perhatian daripada kita.
Mungkin Mom and Dad melepas kita karena terlalu prcaya pada
kita,kita bisa mandiri dan berdiri sendiri dan juga kuat.
Dan bagaimanapun kita pasti sayang dan care kan sama adik
kita?
Cuma saja perasaan sedikit cemburu pasti ada,karena merasa
dilupakan itu tadi.
Tapi yang jelas,entah adik kakak,kami berdua adalah harta
mereka,jadi gak mungkin ada slah satu yang dihancurkan.
Keduaya pasti akan dijaga,dirawat dan dibesarkan
bersama-sama,
Hanya saja mungkin porsinya sekarang sedikit berbeda.
Si kakak yang lebih besar mandiri,dan hidup lebih
dulu(bahasanya) harus paham kalau si adik masih kecil dan butuh lebih banyak
focus serta perhatian.Si adik yang kecil belum bisa mandiri.
Kelak bila si adik sudah besar dan mandiri,Mom and Dad gak
akan membedakan, pasti semuanya akan disam ratakan.
Itu tadi perumpamaan yang sangat sederhana terhadap masalah
pekerjaanku sekarang.
Aneh banget ya perumpamaannya.
Tapi gak masalah daripada perumpamaannya soal Bini muda dan
bini tua?kurang pas pake bangeeetttt..
Kita ini kan belajar dari sekeliling kita,hidup itu terlalu
singkat untuk bisa merasakan semuanya. Aku memang tak pernah tahu rasanya jadi
kakak dalam arti yang sesungguhnya.
Tapi sekarang,di dunia kerjaku,aku belajar tentang rasanya
menjadi seorang kakak. Jadi sekarang aku bisa berkata dengan sangat lega.
Ooooo..jadi begini to rasanya punya adik..
0 komentar:
Posting Komentar