Jumat, 14 November 2014

My Culture Shock



Sebenarnya aku malu menuliskan ini,ketahuan banget betapa norak dan kampungannya aku. Tapi bagaimanapun ini pengalaman yang luar biasa,yang bisa dicritakan sama anak cucuku,meskipun memalukan,biarlah kuabadikan cerita ini,hehehhe.

Aku mengalami sesuatu yang baru dalam hidupku,yang disebut dengan culture shock,mungkin beberapa dari teman-teman gak asing dengan istilah ini. Culture shock adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan zaman dan wawasan yang semakin berkembang,biasanya terjadi pada orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Sangat wajar jika seseorang yang berpindah ke lingkungan baru ini mengalami kesulitan dan tekanan mental.

Ada beberapa fase dalam culture shock,

1.       Honey moon phase,adalah suatu tahapan dimana seseorang merasa bahagia karena datang ke lingkungan baru yang belum pernah dikunjungi.

Itulah yang kualami,aku bahagia bukan alang kepalang ketika menjejakkan kakiku di Changi airport, Maaaakkk..anakmu bener-bener sampai Singapore Maaakk.
 photo 1 - tuhh..bersih banget ya kotanya,hehe

Dan euphoria itu terus berlangsung saat mataku dimanjakan melalui balik kaca taksi yang kutumpangi. Jalanan yang bersih dan bebas macet,bunga-bunga bugenvil yang beraneka warna berbaris rapi di pembatas jalan,pohon-pohon berbaris teratur.Dan euphoriaku semakin menjadi ketika kulihat Marina Bay Sand berdiri anggun.Aku benar-benar di Singapore. Singapore,aku datang,aku siap mengalami semua hal yang baru disini.

2.       The crisis phase,adalah fase dimana kita mulai merasakan perbedaaan di lingkungan asing,Kita dipaksakan harus menyesuaikan dengan segala sesuatu yang ada.Misal  Iklim(berhubung Cuma di Singapore so..jangan lebbay ya Arista..gak ada perubahan yang berarti),makanan( ini pun bukan kendala yang berarti karena dalam kamus hidupku hanya ada 2 jenis makanan,yaitu enak dan enak banget),dan tentu saja gaya hidup.yang terakhir ini yang begitu menohok jantungku. Dan ini kurasakan amat suliiittt,aku serumah dengan orang-orang asing yang semuanya dari Negara yang berbeda. Cristiano,Erica dan Giulia dari Italy,serta Analissa dan Anlie dari Filipina.

photo 2 - Yang paling kecil dan berkulit gelap itu aku,kalo diliat lebih dekat,ekspresinya paling butek diantara yang lain,konsentrasi penuh,hahahaha
Ternyata Maaakk..tinggal dengan orang asing yang serba disiplin itu tidak mudah Maakk..anakmu ini keteteran,apalagi semua orang tahu,bahwa anakmu ini Ndeso dan kampungan. Anakmu tidak tahu caranya menyalakan microwave,mesin cuci otomatis(bener-bener bodoh),serta anakmu harus bermanis-manis ria hanya untuk sekedar makan,pakai garpu dan pisau,pakai serbet di pangkauan,dan harus bener-bener jaga sikap(biasanya di rumah aku makan pake tangan dan nongkrong di depan tipi).

Dan Maaakk..anakmu mempermalukanmu di Negara orang,di rumah,aku makan sosis dengan santai,aku bebas melelehkan,mengambilnya sebagian lalu kemudian menaruhnya kembali ke freezer(aku tahu,ini sangat bodoh,jika dokter tahu pasti aku diceramahi panjang lebar).
Dan kebiasan bodohku itu kubawa sampai sini,And then Erica menegurku,tidak boleh seperti itu,meskipun sosisnya beku,harus ambil secukupnya,tidak boleh dicairkan semua lalu dikembalikan ke dalam freezer lagi,nanti semua orang bisa sakit. Dan itu belum berakhir,ternayata sosis itu mengandung babi (saya muslim,jadi tidak makan babi),alhasil sosis sebanyak itu,dan terlanjur aku lelehkan,gak jadi kumakan,marahlah Erica,dan aku takut setengah mati.Maakk..bodohnya aku..

Beberapa hari kemudian,karena tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama ,aku ambil sosis yang beku,niat hati aku mau ambil seperluku,aku congkel si sosis pake pisau,tapi Maaakkk..pisaunya pataaaahhh.. ya Allahh..kenapa aku melakukan kesalahan lagi,dan benar saja Erica marah,aku merasa sangaaatt..sangat sedih.(beberapa hari yang lalu Analisa whatsapp aku,katanya,mereka semua tersenyum tiap melihat pisau yang kupatahkan,mereka merindukanku,pisau itu meninggalkan kenangan tentangku hahahahha).

Saat itu juga aku ingin pulang ke Indonesia,aku ingin rumahku,rumahku yang jelek tapi aku bebas melakukan apapun,Aku sedih bukan karena Erica marah padaku,aku sedih karena kebodohanku,kenapa aku bodoh,kenapa aku norak.
Melihat aku murung,Cristiano mendekatiku,dan disitu kukatakan semua,kalau aku merasa tertekan disana,aku selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang bodoh.
Kata Cristiano,itu wajar,tapi aku gk boleh menyerah,aku harus belajar,tinggal serumah dengan orang asing memang gak mudah,tapi aku harus belajar,Ini pelajaran berharga buatku.Jika aku berhasil melaluinya,aku bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik

Yaaa..aku kesini niat utamaku untuk mencari pengalaman baru,aku gak boleh nyerah gitu aja.
Dari situlah aku mulai sangat-sangat berhati-hati.Tapi ternyata kebodohanku gak berakhir sampai situ,dan ini paling parah,paling paraaahh..Indonesiaku,ma’afkan aku karena mempermalukanmu..huuuaaa…

Hari itu,hari kedua pameran di Singapore expo,aku berangkat dengan Erica,Cristiano dan dua bayi kembar mereka.Kami berangkat dengan MRT dari stasiun Little India. Di Little india belum ada lift untuk trolly,jadi terpaksa kami naik eskalator,
Maaakkkkk…escalator di little india serem banget,turunannya tajam banget dan panjaaaannng..Kami berbagi tugas,Cristiano bawa trolley,Erica gendong Gregori,dan aku gendong Tommas. Bayi gendut itu kupeluk erat(kami tidak menggunakan kain untuk menggendong)Dalam hati aku takut bukan main,aku takut Tommas melorot dan jatuh,kedua tanganku kupakai untuk menggendong Tomas,sehingga aku tidak bisa pegangan,karena aku takut jatuh dan terjadi sesuatu dengan Tommas,aku minggir-minggir mepet pegangan eskalator agar bisa bersandar,tapi Maaakkk…apa yang terjadi,ketika sampai bawah,ujung dressku nyangkut dan kemakan eskalator,sebentar lagi aku akan jatuh,spontan aku berteriak kencang. “Take the baby first,don’t care of me”
Semua orang jadi panic,dengan serta merta seseorang menopangku agar tidak jatuh,dan Erica dengan lekas mengambil Tomasso dari tanganku.
Orang-orang mengerubungi kami,dan dengan terpaksa dress baruku yang cantik harus digunting.
Aku lihat ekspresi semua orang,semua orang panic,semua orang takut,aku sudah membuat kekacauan di stasiun. Alhamdulillah gak ada yang luka,aku selamat,Tomasso selamat,Erica dan Cristiano tidak marah,mereka berterima kasih karena aku rela berkorban untuk bayi mereka,dan berjanji akan mengganti dressku.
"Tapi boss,ada 1 hal yang gak bisa kalian ganti, rasa malukuuu….”Aku menangis dalam hati,maluuu..maluu..maluu…Dasar bodoohh..kampungan,norak,ndeso kamu Nduukk..

      photo 3- Ini dia nih stasiun MRT yang mana terjadi kejadian tak terlupakan seumur hidup

    The adjustment phase,adalah fase dimana kita mulai bisa beradaptasi dan berinteraksi.
     Dari serangkaian kejadian bodoh dan norak itu,aku belajaar sungguh-sunguh untuk lebih berhati-hati,jangan sampai menambah daftar kenorakan lagi. Seminggu berlangsung dan akhirnya semua lancar. Aku mulai bisa beradaptasi dan berinteraksi,aku mulai menikmati lingkungan baruku. Aku mulai betah dan kerasan. Waktu disana teramat sangat singkat Karena aku melakukan banyak hal,aku mengunjungi banyak tempat,aku berinteraksi dengan banyak sekali orang asing.Banyak pelajaran dan pengalaman yang kudapat disini. 

4.     
photo 4 - cuma bisa mupeng lihat barisan toko di Orchard Road
photo 5 - kata Cristiano,foto di Merlion itu norak,tapi bagiku ini Fardhu Ain hukumnya,belum datang ke Sipore kalo belum foto sama singa muncrat ini,hahahaha
photo 6 - Obsesi gilaku datang ke Sipore,makan es potong punya Mbah ini di depan Takasimaya,hehe

Fase yang terakhir adalah Bi-cultural phase.fase akhir dimana kita berhasil menyesuaikan dengan 2 lingkungan dan budaya sekaligus. Ini berarti kita mampu melalui seleksi alam kecil. Yang terpenting,kita tetap tidak lupa dengan jati diri kita.
Ketika tiba saatnya pulang,ntah kenapa ada rasa berat di hatiku. Aku merindukan keluargaku dan tanah kelahiranku,tapi aku juga sedih meninggalkan orang-orang disini. Tiga minggu bersama mereka membuat kami jadi dekat,seperti keluarga.
Singapore dan segala kesempurnaannya,aku pasti sangat merindukan semua itu.Ntah kapan lagi aku bisa kembali kesini.

Dan setiba di Jepara,kembali lagi aku harus menyesuaikan,udara panas,debu dan polusi dimana-mana,klakson yang bersahutan,rumahku yang kumuh,serta orang-orangnya yang gak disiplin.(gaya bangeeettt kayak yang udah 10 tahun di negri orang)

Tapi bagaimanapun,aku cinta Jepara,aku cinta Indonesia,karena disanalah aku dilahirkan. Seenak-enaknya di rumah orang,tetaplah lebih enak di rumah sendiri.
Pengalaman di Singapore,ntah norak,ntah kampunga,ntah indah,semua terekam di memoriku.
Aku bersyukur mendapat kesempatan itu,dan aku sama sekali gak pernah menyesalinya.
Thank you Erica,Thank you Cristiano,you are such a great boss.
Singapore..sampai ketemu di lain kesempatan.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Uwaaahhhh mulai punya idola baru aku
Tulisannya semakin bagus
Hanyut dan membuat mataku berkaca2
Hahahaha sedikit lebay, tp begitulah kenyataannya
Harusnya fosil dress yg nyangkut itu di pajang juga penampakannya biar lebih komplit hehehee
Niceeeee.... Ditunggu next story-nya :)))))))

arista multi mengatakan...

Asiiiikkkk...ada yang suka sama tulisanku..
Iya juga ya..sempet juga sih kepikiran begitu,sekarang dressnya udah dipermak.
Tapi potongan dressnya sempet ngendon di bawah eskalator,tiap lewat aku nglirik potongan dress itu dengan miris,gak pikiran mungut juga sebagai kenang2an,kenangan pahit soalnya,hahahaha

Posting Komentar