Chapter 10 : Can't Stay With You
Jadi selama ini Rully
menyukai Gading?Tuhan..sahabat macam apa aku ini,gak menyadari hal seperti
itu,kemana perhatianku selama ini?
Kutatap nanar buku diary di
tanganku,Rully..kenapa kamu gak bilang sama aku kalo kamu menyukai Gading.Dan parahnya
aku juga menyukainya,kita menyukai orang yang sama?
Gak boleh,ini gak boleh
terjadi,dua sahabat gak boleh mencintai orang yang sama,salah satu harus
mengalah,dan haruskah aku?aku juga sangat menyukainya.
Lalu,kak Topan?bukankah
beberapa bulan ini mereka pacaran,bukankah ini aneh,Rully pacaran sama kak
Topan,tapi hatinya buat Gading,Aaahhhh..kak Topan yang malang,jadi ini sebab
kenapa Rully selalu terlihat tertekan tiap jalan sama kak Topan,karena Rully
terpaksa,karena hatinya gak ada di kak Topan,tapi kenapa Rully jadian sama kak
Topan kalo dia gak suka sama kak Topan,karena aku?karena gak enak sama aku?
Berbagai pertanyaan terus
berkecemuk di benakku.Tapi soal diary ini,dan soal aku tahu tentang perasaan
Rully,lebih baik aku menyimpannya,lebih baik aku pura-pura gak tahu apa-apa,aku
gak mau Rully jadi canggung sama aku.Dan sebaiknya juga,aku harus jaga jarak
sama Gading,bagaimanapun aku harus jaga perasaan Rully.
Tiba-tiba kurasakan seseorang
menepuk pundakku,aku menoleh,berdiri Gading di belakangku dengan senyuman
khasnya.Tergagap aku memasukkan diary Rully ke tempat semula,lalu kukeluarkan
senyuman termanisku,untuk Gading.
"Ray,kantin
yuk.."Ujar Gading seraya menggandeng tanganku.Baru beberapa langkah
kuikuti langkah panjangnya Tanjung memanggilku.
"Ray,dipanggil pak
Bowo,suruh menghadap sekarang"Tanjung cepat berlalu,terlihat amat sibuk.Aku
menatap Gading dengan tak enak hati,untuk kesekian kalinya aku harus
meninggalkannya,untuk kesekian kalinya aku gak bisa nemenin dia hanya untuk
sekedar makan siang di kantin.Yaaaa,akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan
organisasiku,di tambah lagi event-event pramuka yang aku ikuti,belom lagi
perlombaan debat dengan Tanjung nanti.Sama sekali aku gak pernah punya waktu
buat Gading.Sekian kalinya aku menatap Gading dengan pandangan
"Sorry.."Gading melepaskan tanganku,dia mengangguk dan tersenyum
hambar.
Aku berlari kecil,menyusul
Tanjung yang juga menghadap pak Bowo.
Gading,ma'afkan aku,aku
janji,kalo aku udah gak sibuk nanti,aku bakalan temenin kamu.
***
Aku mengemasi buku-bukuku
ketika Gading lagi-lagi berdiri di sampingku.
"Rayya,ayo pulang
bareng"Gading tersenyum kalem.Aku mengangguk.
"Rayya,katanya mau minta
ajarin kimia,ayo sekarang,mumpung aku sempet"Kak Panji kakak kelasku yang
cakep dan jago kimia berdiri di ambang pintu.Aku tersenyum girang,seketika aku
lupa dengan Gading di sampingku,serta merta aku melenggang ke arah Kak Panji
tanpa memperdulikan Gading ,gak tiap hari dapat les gratis,cowok cakep pula
yang ngajarin,hehe.
Dengan telaten kak Panji
mengajariku kimia,di pinggir lapangan basket.Tuhaaann,kenapa ada pelajaran
susulit ini,sumpah baru liat rumus-rumus itu aku udah pengen muntah.
"Rayya,kamu kerjain ini
dulu,aku maen basket bentar ya"Kak Panji bergabung dengan teman-temannya
di lapangan,sedang aku tetap di pinggir lapangan mengerjakan soal-soal yang
diberikan kak Panji.Kulihat Gading berdiri tak jauh dari lapangan basket.Aku
pengen pulang bareng sama Gading,ngobrol santai sama dia,dengerin tawa
renyahnya,aku udah lupa kapan terakhir kali melakukannya,tapiii,..belajar kimia
lebih penting bukan,aku pengen sekali-kali dpt nilai bagus.Kupandang Gading
sekilas,aku gak bisa melihat ekspresi wajahnya dari jarak pandang sejauh
ini,ahhh sudahlah,Gading pasti ngerti,aku sedang belajar,kembali kusibukkan
diriku dengan soal-soal di depanku.
Dan benar saja beberapa hari
kemudian ketika hasil ulangan kimia dibagikan,bola mataku nyaris melompat
keluar melihat nilai 7,5 bertengger di kertas ulanganku(jangan meringis baca
nilai 7,5 dan aku sudah begitu girangnya,itu pencapaian terbesarku dalam
pelajaran kimia).Aku melonjak,senang bukan main.Semua ini berkat kak Panji,kak
Panji berjasa atas semua ini,aku harus traktir dia makan soto di kantin.
"Kak
Panjiiii..."Aku menghambur ke arahnya,memeluknya dan terus
melonjak-lonjak.Kak Panji yang kalem tentu saja kaget.
"Apa sih Ray,heboh
banget"
"Lihat nih Kak,7,5 keren
kaaann,smua ini berkat Kakak"ujarku sumringah seraya menunjukkan kertas
ulanganku,Kak Panji meringis dan menggaruk kepalanya yang gak gatal.
"Kirain dapet
10,hebohnya udah kayak menang undian"
"Yeeee,ini udah
hebat,ayo ah ke kantin,kutraktir soto"masih dengan muka cerah ceria kuseret
lengan kokoh kak Panji ke arah kantin.
"Ray..kamu.."Gading
datang tiba-tiba menyusulku.
"Bentar ya Ga,aku mau ke
kantin dulu sama Kak Panji,nih liat kimiaku 7,5,karena kak Panji,ayo
Kaaakk.."Tanpa menoleh dua kali apalagi memperhatikan ekspresi Gading,aku
terus menyeret tangan Kak Panji,kakak kelasku yang ganteng dan kalem itu hanya
menurut.
***
Aku mematut bayanganku di
cermin toilet,haassshhh..wajah yang standart,gak cantik-cantik amat,hanya
menang di mata itu,mata yang selalu tampak berbinar.Wajah itu sama sekali gak
menarik sebenarnya,tapi senyum ceria yang selalu terukir disana,membuat wajah
mungil itu selalu nampak berseri.
Beberapa menit kemudian
seseorang memasuki toilet,aku menoleh,Rully,tiba-tiba aku teringat perihal
diary itu,perihal perasaanya ke Gading.Aku tersenyum kecut.
Beberapa minggu ini,aku
memang kurang deket dengan Rully dan Rossi,mereka gak suka mengikuti banyak
ekskul,Rere aku masih sering ketemu,karena kami mengikuti ekskul yang sama.
Aku tersenyum kikuk,sedang
Rully tersenyum riang
"Ray,hari minggu ke
pantai yok,sama Dera,sama Gading juga"
"Aduh Rully sorry,aq minggu
ada latihan,kamu pergi sama Dera sama Gading aja ya"
"Yahhh,gak seru..yaudah
kalo gitu sabtu siang kita ke toko buku"Rully gak habis ide.
"Sabtu siang aku latihan
debat sama si Tanjung"aku meringis dengan pandangan memohon.Gurat kecewa
nampak di wajah ayu Rully.
"Ray,kasihan Gading,kamu
gak pernah kasih kesempatan dia buat jalan sama kamu"
Aku berhenti menyisir rambut
lurusku yang hitam legam.Kupandangi mata Rully yang cantik,tampak olehku sinar
ketulusan disana,Tuhan..Rully sangat menyayangi Gading,mungkin rasa sayang yang
lebih besar dari yang kumiliki.
"Sorry Rully,aku
benar-benar sibuk,titip Gading ya"ujarku sambil beranjak meninggalkan
Rully di toilet
Aku berjalan ke kelas,Gading
duduk di kursinya,kepalanya menggelosor begitu saja di meja.Kudekati
Gading,kuambil tempat duduk di sampingnya,Gading mendongak menyadari
kehadiranku.Wajahnya yang putih memerah,matanya berkaca-kaca dan tampak sayu.Gading
terlihat amat pucat,meski begitu,gak mengurangi sedikitpun ketampanannya,Gading
tersenyum lemah padaku.
"Rayya,aku belum selesai
bikin laporan tugas biologi kelompok kita,aku gak enak badan
banget"ucapnya lemah.Kusentuh dahinya dengan punggung
tanganku,Tuhaaann,panas sekali badannya,Gading demam.
"Gading,kamu
sakit?badanmu panas banget"Gading hanya tersenyum lemah.
"Tunggu disini ya,aku
minta obat di UKS"ujarku panik sambil beranjak berdiri,tapi Gading menangkap
tanganku.Dengan sisa tenaganya dia meremas jemariku,
"Rayya,gak usah,kamu
disini aja gak usah kemana-mana"ucapnya pelan.Kupandangi Gading iba,anak
ini ekspresinya persis seperti anak kecil yang enggan ditinggal ibunya
berangkat kerja.Ingin kuelus dan kukecup lembut pipinya yang memerah karna suhu
tubuhnya yang tinggi.Tapi,Gading harus minum obat.
"Gading,aku janji
bakalan balik secepatnya,aku cuma ambil obat ke UKS oke?"Gading
mengangguk,dan kembali menggelosor ke meja.
Aku berlari ke UKS mencari
paracetamol.Setalah kudapatkan,segera aku berlari kembali ke kelas,membawa obat
untuk Gading.Tapi di perjalanan,Yudha dan Raka menghadangku.
"Nih anak dicariin
kemana-mana malah lari-larian disini"Yudha menarik rambutku yang kuikat
ekor kuda.
"Buruan ayo ke ruang
OSIS,ada rapat"Raka menarik tanganku tanpa ampun.
"Ehh..ehh..bentar,Gadiinng.."Kataku
tergagap.
"Halaaahhh Gading
mulu,Gadingnya entar aja"Raka terus menyeret tanganku.Tiba-tiba Rully
melintas
"Rully..Rully,tolong
kasih ini ke Gading,dan pastikan dia minum,aku mau rapat OSIS"kuserahkan
paracetamol dan sebotol air mineral ke tangan Rully,Rully menerimanya dan
tersenyum.
Ma'af Gading,lagi-lagi aku
gak bisa temenin kamu.
***
Minggu yang cerah,aku sengaja
bangun pagi-pagi,mandi dan berdandan cantik,latihan dibatalkan dan akhirnya aku
bisa ke pantai bareng Dera sama
Rully,pulangnya mampir ke Gading deh,kan doi lagi sakit.
Aku bersenandung riang
sembari berdandan,tiba-tiba pintu rumahku diketuk,ketika pintu kubuka,berdiri
sesosok tinggi dan luar biasa ganteng,Kak Panji tersenyum hangat.Dia tampak
keren di jaket longgar dan celana jeansnya
"Kak Panji pagi-pagi
udah sampe sini aja?"
"Ray,ayo ikut
kakak,bantuin nyari kado buat Syafa"kak Panji terlihat riang.
Aduuuhhhhh,aku udah ada janji
sama Dera dan Rully,gimana dong,tapi gak mungkin juga nolak bantuin kak Panji
cari kado buat pacarnya,selama ini kak Panji udah banyak bantuin aku dalam
pelajaran yang aku gak bisa,ini saatnya balas budi.
"Ayo kak,."Ucapku
akhirnya.Diam-diam kurogoh HP di sakuku,kukirim SMS ke Rully.
Rully sorry,aku gak jadi ikut ke pantai,ada
urusan penting,mendadak,sorry ya..salam buat yang lain.
***
Keesokan harinya,seperi biasa
aku duduk di kursiku bersama Rossi,mengobrol tentang apa saja,hingga Gading
datang,aku tersenyum girang menyambut kedatangannya,tapi aneh,sama sekali gak
ada senyum di wajah tampannya,dia trus berjalan melewati mejaku,tanpa
sedikitpun melirik apa lagi menyapaku.Aku menatap Rossi dengan tatapan "Am
I Wrong?"Rossi mengangkat bahu.Dan begitulah beberapa hari,Gading
menlancarkan kembali aksi tutup mulutnya,tanpa kutahu apa salahku,bila sudah
begitu,aku ngomong apapun gak akan banyak membantu,gak akan pernah keluar dari
mulutnya,kenapa dia diam dan kenapa dia marah,sehebat apapun usahaku,anak itu
nomer 1 kalo disuruh ngediemin orang.
Rully gak ada bedanya,dia
juga gak banyak bicara padaku.
Kenapa semua orang aneh?Bodo
amat ah..aku kembali menyibukkan diriku.
Hingga siang itu Rully
menarikku ke samping perpus.Semilir angin memainkan rambut ikal Rully,beberapa
anak rambut menggoda wajah cantiknya.
Tatapan Rully
serius,muram,marah,baru kali ini aku lihat Rully seperti ini
padaku.Ya..ya..ya..Rully jutek ke semua orang,tapi tidak kepadaku.Tapi hari
ini?Rully kenapa ya?
"Rayya,kamu tuh cinta
gak sih sama Gading?"Buseeettt..ini anak to the point amat.Aku memandang
lantai keramik di bawahku,terkadang tanpa alasan yang jelas,lantai begitu
tampak menarik,sehingga mengundangku untuk terus menunduk menatapnya.
"Rayya.."Rully
menanti jawabanku.
"Aku suka sama
Gading,tapi buat cinta,aku gak tahu"jawabku cepat
"Apa maksudnya,kamu cuma
suka?"
"Yaaa..aku suka,suka
sama dia,dia pacarku bukan?kalo aku gak suka,gimana mungkin aku bisa pacaran
sama dia"
"Pacar kamu bilang?apa
pernah kamu bersikap sebagai layaknya pacar?"Aku menatap Rully kaget
"Apa pernah kamu ada
waktu buat dia?apa pernah kamu ada saat dia butuh kamu?apa pernah kamu di
sampingnya saat dia sakit?kamu terlalu sibuk sama kegiatan-kegiatanmu,kamu
terlalu asik dan perhatian sama temen-temenmu,sedangkan Gading?apa pernah dia
jadi prioritasmu"Rully membombardirku dengan serentetan pertanyaan,pipiku
memanas mendengar semua kata-katanya.Emosi seketika menguasai diriku karena merasa dipojokkan dengan semua pernyataan Rully.
"Kamu ngomong semua ini
ke aku,apa kamu gak menyadari diri kamu sendiri?bukankah yang kulakukan pada
Gading,sama dengan yang kamu lakukan sama Kak Topan?koreksi dirimu dulu sebelum
kamu koreksi orang lain"aku mengatakan semua itu dengan intonasi
datar,Rully ternganga.
"Urusan bagaimana
sikapku ke Gading,itu urusanku,urusanmu,kamu perhatiin bener-bener itu kak
Topan,PACARMU."Mata Rully berkaca-kaca.Aku berjalan meninggalkan Rully
yang tergugu.
"Ray..Rayya.."Rully
terbata-bata,shock dengan semua yang kukatakan.
"Satu lagi Rully,kalo
kamu segitu perhatian dan sayangnya sama pacarku dibanding pacarmu,kenapa kamu
gak pacarin aja pacarku?."kutinggalkan Rully yang kini benar-benar
menangis.
Aku berjalan dan berbelok ko
toilet,mencuci mukaku di wastafel,kenapa..kenapa aku mengatakan semua itu ke
Rully,kenapa yang kukatakan jauh bertentangan dengan yang ada di hatiku.
Rully,kamu benar,aku gak
pantes buat Gading,aku bukan pacar yang baik,aku gak pernah ada saat dia
butuhkan.
Rully,aku sayang sama
dia,sangat menyayanginya,tapi aku sadar aku gak pantas buat dia,yang pantas itu
kamu,kamu yang selalu ada buat dia dibanding aku.
Rully,ma'afkan aku,ma'afkan
aku menyakitimu.Ma'afkan aku membebankan semua kepadamu.Membebankan kak
Topan,dan kini,Gading.
***
Semanjak kejadian siang
itu,aku menghindari Rully,aku menghindari kak Topan,dan tentu saja aku menghindari
Gading.
Gading terus-terusan diam
padaku,dan aku masih belum tahu apa salahku.Gading,kamu tahu,kata
"pacaran" itu suatu yang baru buatku.Ajari aku,ingatkan aku jika aku
salah,beri tahu aku apa yang harus kulakukan,jangan diam aja seperti itu.
Sungguh aku gak tahu harus
berbuat apa,selama ini aku hanya tahu bagaimana cara menghadapi teman,memperlakukan teman,bukan
pacar.
Gading kumohon,jangan diam
aja seperti itu,kita masih pacaran kan?iya kan?
Kupandangi sosok tinggi
dengan jarak sepelemparan batu di depanku,berminggu-minggu Gading diam,dan aku
gak tahu harus bagaimana,tepatnya aku terlalu gengsi untuk kembali memulai,aku
terlalu gengsi untuk bertanya apa salahku?
Ahhhh..aku gak mau lagi
pusing,bukankah hidup itu bukan hanya urusan cinta dan patah hati?masih banyak hal lain yang harus dipikirkan bukan?
***
Bulan-bulan berlalu,Gading
terus mendiamkanku.ditambah lagi kami sekarang beda kelas,maka makin jauhlah
kami.Rully?meski kami sekelas,kami jarang sekali ngobrol seperti dulu,kabar
terakhir kudengar dia udah putus sama kak Topan,sebabnya apa aku benar-benar
gak tau,dan aku memang gak mau tau.
Aku makin hari makin
menyibukkan diriku dengan kegiatan-kegiatan di sekolahku,membunuh waktuku,dan
mungkin,membunuh perasaanku buat Gading.
Tapi apa berhasil?tentu tidak,sering
sekali aku merindukannya,membayangkan senyum manisnya,tapi..apa disana dia
mengingatku?tentu tidak,dia menggantungku sekian lama,tanpa ada kata putus atau
apa.Tapi aku yakin,dia pasti sudah menemukan "mainan" barunya.
Kamu masih menyukainya
Rayya?sayang sekali dia gak,kamu tahu,dia sekarang pasti bermain-main dengan
lusinan cewek barunya.
Gaaakk..Gading gak kayak
gitu,dia gak suka main cewek,dia baik.
Aduuuhh Rayya,Gading itu
keren,cakep,sekali tepuk,cewek-cewek berdatangan.Kamu???haaahhh,kamu cuma
perentang waktunya aja kemarin itu,cuma mainannya aja.
Kamu mau mengiba sama
dia?siap-siap aja kecewa,mengiba sama orang yang gak lagi mengharapkanmu di
hatinya.
Ahhhh..Rayya,lupakan
Gading..lupakan Gading,ini sudah 6 bulan dia ninggalin kamu gitu aja,gak ada
guna diingat-ingat terus.Kemarin itu dia khilaf,okey..kamu cuma mainannya
aja,sadar itu Rayya,sadaarr..dia diam and ninggalin kamu gitu aja,jelas
sekali,karena dia udah bosen.Sadar itu,bangkit,dan bila perlu cari cowok baru.Move On.
***
Aku berjalan di area
parkir,menunggu dengan gelisah Yudha yang datang menjemputku,Yudha mengantar
Reva pacarnya selepas semua kerjaan beres.Yaaa..malam ini anggota OSIS terpaksa
romusha menyelesaikan persiapan upacara pembukaan galapagos(semacam pekan olahraga sekolah)besok.
Aku berjalan kesana
kemari,sambil menendang-nendang kerikil di depanku,duuuhhh..Yudha mana..entah
kapan anak itu datang,tempat parkir gelap,banyak nyamuk pula,haduuuh...
Tiba-tiba seseorang merengkuh
bahuku dari belakang,melingkarkan lengannya yang kokoh di sekitar
pundakku,memelukku dengan erat.
Ketakutan seketika menguasai
pikiranku,hampir saja aku berteriak sekencang-kencangnya,ketika aroma yang tak
asing menyergap penciumanku,kutelan kembali teriakanku,aku tercekat.Aroma
ini,bau cologne ini,aku sangat mengenalnya,aroma yang sangat kurindukan.
2 komentar:
Uiiiidddiiiiihhhh semakin seru aja yak...
Bagus bagus bagus
Kalau udah ketemu sama konfliknya, bakal semakin seru :D
Baca postingan kali ini, ngerasa kayak nonton ftv
Semangat... Ditunggu kelanjutannya ^^,
aduuhhh kakaaakkk...tengkyuu..semangatku tercharge sudah,hahahahha
Posting Komentar