Rabu, 06 Agustus 2014

Can't Stay With You (Hati Seorang Rayya Chapter 10)



 

Chapter 10 : Can't Stay With You

Jadi selama ini Rully menyukai Gading?Tuhan..sahabat macam apa aku ini,gak menyadari hal seperti itu,kemana perhatianku selama ini?

Kutatap nanar buku diary di tanganku,Rully..kenapa kamu gak bilang sama aku kalo kamu menyukai Gading.Dan parahnya aku juga menyukainya,kita menyukai orang yang sama?

Gak boleh,ini gak boleh terjadi,dua sahabat gak boleh mencintai orang yang sama,salah satu harus mengalah,dan haruskah aku?aku juga sangat menyukainya.

Lalu,kak Topan?bukankah beberapa bulan ini mereka pacaran,bukankah ini aneh,Rully pacaran sama kak Topan,tapi hatinya buat Gading,Aaahhhh..kak Topan yang malang,jadi ini sebab kenapa Rully selalu terlihat tertekan tiap jalan sama kak Topan,karena Rully terpaksa,karena hatinya gak ada di kak Topan,tapi kenapa Rully jadian sama kak Topan kalo dia gak suka sama kak Topan,karena aku?karena gak enak sama aku?


Berbagai pertanyaan terus berkecemuk di benakku.Tapi soal diary ini,dan soal aku tahu tentang perasaan Rully,lebih baik aku menyimpannya,lebih baik aku pura-pura gak tahu apa-apa,aku gak mau Rully jadi canggung sama aku.Dan sebaiknya juga,aku harus jaga jarak sama Gading,bagaimanapun aku harus jaga perasaan Rully.

Tiba-tiba kurasakan seseorang menepuk pundakku,aku menoleh,berdiri Gading di belakangku dengan senyuman khasnya.Tergagap aku memasukkan diary Rully ke tempat semula,lalu kukeluarkan senyuman termanisku,untuk Gading.

"Ray,kantin yuk.."Ujar Gading seraya menggandeng tanganku.Baru beberapa langkah kuikuti langkah panjangnya Tanjung memanggilku.

"Ray,dipanggil pak Bowo,suruh menghadap sekarang"Tanjung cepat berlalu,terlihat amat sibuk.Aku menatap Gading dengan tak enak hati,untuk kesekian kalinya aku harus meninggalkannya,untuk kesekian kalinya aku gak bisa nemenin dia hanya untuk sekedar makan siang di kantin.Yaaaa,akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan organisasiku,di tambah lagi event-event pramuka yang aku ikuti,belom lagi perlombaan debat dengan Tanjung nanti.Sama sekali aku gak pernah punya waktu buat Gading.Sekian kalinya aku menatap Gading dengan pandangan "Sorry.."Gading melepaskan tanganku,dia mengangguk dan tersenyum hambar.

Aku berlari kecil,menyusul Tanjung yang juga menghadap pak Bowo.

Gading,ma'afkan aku,aku janji,kalo aku udah gak sibuk nanti,aku bakalan temenin kamu.

***

Aku mengemasi buku-bukuku ketika Gading lagi-lagi berdiri di sampingku.

"Rayya,ayo pulang bareng"Gading tersenyum kalem.Aku mengangguk.

"Rayya,katanya mau minta ajarin kimia,ayo sekarang,mumpung aku sempet"Kak Panji kakak kelasku yang cakep dan jago kimia berdiri di ambang pintu.Aku tersenyum girang,seketika aku lupa dengan Gading di sampingku,serta merta aku melenggang ke arah Kak Panji tanpa memperdulikan Gading ,gak tiap hari dapat les gratis,cowok cakep pula yang ngajarin,hehe.


Dengan telaten kak Panji mengajariku kimia,di pinggir lapangan basket.Tuhaaann,kenapa ada pelajaran susulit ini,sumpah baru liat rumus-rumus itu aku udah pengen muntah.

"Rayya,kamu kerjain ini dulu,aku maen basket bentar ya"Kak Panji bergabung dengan teman-temannya di lapangan,sedang aku tetap di pinggir lapangan mengerjakan soal-soal yang diberikan kak Panji.Kulihat Gading berdiri tak jauh dari lapangan basket.Aku pengen pulang bareng sama Gading,ngobrol santai sama dia,dengerin tawa renyahnya,aku udah lupa kapan terakhir kali melakukannya,tapiii,..belajar kimia lebih penting bukan,aku pengen sekali-kali dpt nilai bagus.Kupandang Gading sekilas,aku gak bisa melihat ekspresi wajahnya dari jarak pandang sejauh ini,ahhh sudahlah,Gading pasti ngerti,aku sedang belajar,kembali kusibukkan diriku dengan soal-soal di depanku.


Dan benar saja beberapa hari kemudian ketika hasil ulangan kimia dibagikan,bola mataku nyaris melompat keluar melihat nilai 7,5 bertengger di kertas ulanganku(jangan meringis baca nilai 7,5 dan aku sudah begitu girangnya,itu pencapaian terbesarku dalam pelajaran kimia).Aku melonjak,senang bukan main.Semua ini berkat kak Panji,kak Panji berjasa atas semua ini,aku harus traktir dia makan soto di kantin.

"Kak Panjiiii..."Aku menghambur ke arahnya,memeluknya dan terus melonjak-lonjak.Kak Panji yang kalem tentu saja kaget.

"Apa sih Ray,heboh banget"

"Lihat nih Kak,7,5 keren kaaann,smua ini berkat Kakak"ujarku sumringah seraya menunjukkan kertas ulanganku,Kak Panji meringis dan menggaruk kepalanya yang gak gatal.

"Kirain dapet 10,hebohnya udah kayak menang undian"

"Yeeee,ini udah hebat,ayo ah ke kantin,kutraktir soto"masih dengan muka cerah ceria kuseret  lengan kokoh kak Panji ke arah kantin.

"Ray..kamu.."Gading datang tiba-tiba menyusulku.

"Bentar ya Ga,aku mau ke kantin dulu sama Kak Panji,nih liat kimiaku 7,5,karena kak Panji,ayo Kaaakk.."Tanpa menoleh dua kali apalagi memperhatikan ekspresi Gading,aku terus menyeret tangan Kak Panji,kakak kelasku yang ganteng dan kalem itu hanya menurut.

***

Aku mematut bayanganku di cermin toilet,haassshhh..wajah yang standart,gak cantik-cantik amat,hanya menang di mata itu,mata yang selalu tampak berbinar.Wajah itu sama sekali gak menarik sebenarnya,tapi senyum ceria yang selalu terukir disana,membuat wajah mungil itu selalu nampak berseri.

Beberapa menit kemudian seseorang memasuki toilet,aku menoleh,Rully,tiba-tiba aku teringat perihal diary itu,perihal perasaanya ke Gading.Aku tersenyum kecut.

Beberapa minggu ini,aku memang kurang deket dengan Rully dan Rossi,mereka gak suka mengikuti banyak ekskul,Rere aku masih sering ketemu,karena kami mengikuti ekskul yang sama.

Aku tersenyum kikuk,sedang Rully tersenyum riang

"Ray,hari minggu ke pantai yok,sama Dera,sama Gading juga"

"Aduh Rully sorry,aq minggu ada latihan,kamu pergi sama Dera sama Gading aja ya"

"Yahhh,gak seru..yaudah kalo gitu sabtu siang kita ke toko buku"Rully gak habis ide.

"Sabtu siang aku latihan debat sama si Tanjung"aku meringis dengan pandangan memohon.Gurat kecewa nampak di wajah ayu Rully.

"Ray,kasihan Gading,kamu gak pernah kasih kesempatan dia buat jalan sama kamu"

Aku berhenti menyisir rambut lurusku yang hitam legam.Kupandangi mata Rully yang cantik,tampak olehku sinar ketulusan disana,Tuhan..Rully sangat menyayangi Gading,mungkin rasa sayang yang lebih besar dari yang kumiliki.

"Sorry Rully,aku benar-benar sibuk,titip Gading ya"ujarku sambil beranjak meninggalkan Rully di toilet


Aku berjalan ke kelas,Gading duduk di kursinya,kepalanya menggelosor begitu saja di meja.Kudekati Gading,kuambil tempat duduk di sampingnya,Gading mendongak menyadari kehadiranku.Wajahnya yang putih memerah,matanya berkaca-kaca dan tampak sayu.Gading terlihat amat pucat,meski begitu,gak mengurangi sedikitpun ketampanannya,Gading tersenyum lemah padaku.

"Rayya,aku belum selesai bikin laporan tugas biologi kelompok kita,aku gak enak badan banget"ucapnya lemah.Kusentuh dahinya dengan punggung tanganku,Tuhaaann,panas sekali badannya,Gading demam.

"Gading,kamu sakit?badanmu panas banget"Gading hanya tersenyum lemah.

"Tunggu disini ya,aku minta obat di UKS"ujarku panik sambil beranjak berdiri,tapi Gading menangkap tanganku.Dengan sisa tenaganya dia meremas jemariku,

"Rayya,gak usah,kamu disini aja gak usah kemana-mana"ucapnya pelan.Kupandangi Gading iba,anak ini ekspresinya persis seperti anak kecil yang enggan ditinggal ibunya berangkat kerja.Ingin kuelus dan kukecup lembut pipinya yang memerah karna suhu tubuhnya yang tinggi.Tapi,Gading harus minum obat.

"Gading,aku janji bakalan balik secepatnya,aku cuma ambil obat ke UKS oke?"Gading mengangguk,dan kembali menggelosor ke meja.

Aku berlari ke UKS mencari paracetamol.Setalah kudapatkan,segera aku berlari kembali ke kelas,membawa obat untuk Gading.Tapi di perjalanan,Yudha dan Raka menghadangku.

"Nih anak dicariin kemana-mana malah lari-larian disini"Yudha menarik rambutku yang kuikat ekor kuda.

"Buruan ayo ke ruang OSIS,ada rapat"Raka menarik tanganku tanpa ampun.

"Ehh..ehh..bentar,Gadiinng.."Kataku tergagap.

"Halaaahhh Gading mulu,Gadingnya entar aja"Raka terus menyeret tanganku.Tiba-tiba Rully melintas

"Rully..Rully,tolong kasih ini ke Gading,dan pastikan dia minum,aku mau rapat OSIS"kuserahkan paracetamol dan sebotol air mineral ke tangan Rully,Rully menerimanya dan tersenyum.

Ma'af Gading,lagi-lagi aku gak bisa temenin kamu.

***

Minggu yang cerah,aku sengaja bangun pagi-pagi,mandi dan berdandan cantik,latihan dibatalkan dan akhirnya aku bisa  ke pantai bareng Dera sama Rully,pulangnya mampir ke Gading deh,kan doi lagi sakit.

Aku bersenandung riang sembari berdandan,tiba-tiba pintu rumahku diketuk,ketika pintu kubuka,berdiri sesosok tinggi dan luar biasa ganteng,Kak Panji tersenyum hangat.Dia tampak keren di jaket longgar dan celana jeansnya

"Kak Panji pagi-pagi udah sampe sini aja?"

"Ray,ayo ikut kakak,bantuin nyari kado buat Syafa"kak Panji terlihat riang.

Aduuuhhhhh,aku udah ada janji sama Dera dan Rully,gimana dong,tapi gak mungkin juga nolak bantuin kak Panji cari kado buat pacarnya,selama ini kak Panji udah banyak bantuin aku dalam pelajaran yang aku gak bisa,ini saatnya balas budi.

"Ayo kak,."Ucapku akhirnya.Diam-diam kurogoh HP di sakuku,kukirim SMS ke Rully.

 Rully sorry,aku gak jadi ikut ke pantai,ada urusan penting,mendadak,sorry ya..salam buat yang lain.

***

Keesokan harinya,seperi biasa aku duduk di kursiku bersama Rossi,mengobrol tentang apa saja,hingga Gading datang,aku tersenyum girang menyambut kedatangannya,tapi aneh,sama sekali gak ada senyum di wajah tampannya,dia trus berjalan melewati mejaku,tanpa sedikitpun melirik apa lagi menyapaku.Aku menatap Rossi dengan tatapan "Am I Wrong?"Rossi mengangkat bahu.Dan begitulah beberapa hari,Gading menlancarkan kembali aksi tutup mulutnya,tanpa kutahu apa salahku,bila sudah begitu,aku ngomong apapun gak akan banyak membantu,gak akan pernah keluar dari mulutnya,kenapa dia diam dan kenapa dia marah,sehebat apapun usahaku,anak itu nomer 1 kalo disuruh ngediemin orang.

Rully gak ada bedanya,dia juga gak banyak bicara padaku.

Kenapa semua orang aneh?Bodo amat ah..aku kembali menyibukkan diriku.


Hingga siang itu Rully menarikku ke samping perpus.Semilir angin memainkan rambut ikal Rully,beberapa anak rambut menggoda wajah cantiknya.

Tatapan Rully serius,muram,marah,baru kali ini aku lihat Rully seperti ini padaku.Ya..ya..ya..Rully jutek ke semua orang,tapi tidak kepadaku.Tapi hari ini?Rully kenapa ya?

"Rayya,kamu tuh cinta gak sih sama Gading?"Buseeettt..ini anak to the point amat.Aku memandang lantai keramik di bawahku,terkadang tanpa alasan yang jelas,lantai begitu tampak menarik,sehingga mengundangku untuk terus menunduk menatapnya.

"Rayya.."Rully menanti jawabanku.

"Aku suka sama Gading,tapi buat cinta,aku gak tahu"jawabku cepat

"Apa maksudnya,kamu cuma suka?"

"Yaaa..aku suka,suka sama dia,dia pacarku bukan?kalo aku gak suka,gimana mungkin aku bisa pacaran sama dia"

"Pacar kamu bilang?apa pernah kamu bersikap sebagai layaknya pacar?"Aku menatap Rully kaget

"Apa pernah kamu ada waktu buat dia?apa pernah kamu ada saat dia butuh kamu?apa pernah kamu di sampingnya saat dia sakit?kamu terlalu sibuk sama kegiatan-kegiatanmu,kamu terlalu asik dan perhatian sama temen-temenmu,sedangkan Gading?apa pernah dia jadi prioritasmu"Rully membombardirku dengan serentetan pertanyaan,pipiku memanas mendengar semua kata-katanya.Emosi seketika menguasai diriku karena merasa dipojokkan dengan semua pernyataan Rully.

"Kamu ngomong semua ini ke aku,apa kamu gak menyadari diri kamu sendiri?bukankah yang kulakukan pada Gading,sama dengan yang kamu lakukan sama Kak Topan?koreksi dirimu dulu sebelum kamu koreksi orang lain"aku mengatakan semua itu dengan intonasi datar,Rully ternganga.

"Urusan bagaimana sikapku ke Gading,itu urusanku,urusanmu,kamu perhatiin bener-bener itu kak Topan,PACARMU."Mata Rully berkaca-kaca.Aku berjalan meninggalkan Rully yang tergugu.

"Ray..Rayya.."Rully terbata-bata,shock dengan semua yang kukatakan.

"Satu lagi Rully,kalo kamu segitu perhatian dan sayangnya sama pacarku dibanding pacarmu,kenapa kamu gak pacarin aja pacarku?."kutinggalkan Rully yang kini benar-benar menangis.

Aku berjalan dan berbelok ko toilet,mencuci mukaku di wastafel,kenapa..kenapa aku mengatakan semua itu ke Rully,kenapa yang kukatakan jauh bertentangan dengan yang ada di hatiku.

Rully,kamu benar,aku gak pantes buat Gading,aku bukan pacar yang baik,aku gak pernah ada saat dia butuhkan.

Rully,aku sayang sama dia,sangat menyayanginya,tapi aku sadar aku gak pantas buat dia,yang pantas itu kamu,kamu yang selalu ada buat dia dibanding aku.

Rully,ma'afkan aku,ma'afkan aku menyakitimu.Ma'afkan aku membebankan semua kepadamu.Membebankan kak Topan,dan kini,Gading.

***

Semanjak kejadian siang itu,aku menghindari Rully,aku menghindari kak Topan,dan tentu saja aku menghindari Gading.

Gading terus-terusan diam padaku,dan aku masih belum tahu apa salahku.Gading,kamu tahu,kata "pacaran" itu suatu yang baru buatku.Ajari aku,ingatkan aku jika aku salah,beri tahu aku apa yang harus kulakukan,jangan diam aja seperti itu.

Sungguh aku gak tahu harus berbuat apa,selama ini aku hanya tahu bagaimana cara menghadapi teman,memperlakukan teman,bukan pacar.

Gading kumohon,jangan diam aja seperti itu,kita masih pacaran kan?iya kan?

Kupandangi sosok tinggi dengan jarak sepelemparan batu di depanku,berminggu-minggu Gading diam,dan aku gak tahu harus bagaimana,tepatnya aku terlalu gengsi untuk kembali memulai,aku terlalu gengsi untuk bertanya apa salahku?

Ahhhh..aku gak mau lagi pusing,bukankah hidup itu bukan hanya urusan cinta dan patah hati?masih banyak  hal lain yang harus dipikirkan bukan?

***

Bulan-bulan berlalu,Gading terus mendiamkanku.ditambah lagi kami sekarang beda kelas,maka makin jauhlah kami.Rully?meski kami sekelas,kami jarang sekali ngobrol seperti dulu,kabar terakhir kudengar dia udah putus sama kak Topan,sebabnya apa aku benar-benar gak tau,dan aku memang gak mau tau.

Aku makin hari makin menyibukkan diriku dengan kegiatan-kegiatan di sekolahku,membunuh waktuku,dan mungkin,membunuh perasaanku buat Gading.

Tapi apa berhasil?tentu tidak,sering sekali aku merindukannya,membayangkan senyum manisnya,tapi..apa disana dia mengingatku?tentu tidak,dia menggantungku sekian lama,tanpa ada kata putus atau apa.Tapi aku yakin,dia pasti sudah menemukan "mainan" barunya.


Kamu masih menyukainya Rayya?sayang sekali dia gak,kamu tahu,dia sekarang pasti bermain-main dengan lusinan cewek barunya.


Gaaakk..Gading gak kayak gitu,dia gak suka main cewek,dia baik.


Aduuuhh Rayya,Gading itu keren,cakep,sekali tepuk,cewek-cewek berdatangan.Kamu???haaahhh,kamu cuma perentang waktunya aja kemarin itu,cuma mainannya aja.

Kamu mau mengiba sama dia?siap-siap aja kecewa,mengiba sama orang yang gak lagi mengharapkanmu di hatinya.

Ahhhh..Rayya,lupakan Gading..lupakan Gading,ini sudah 6 bulan dia ninggalin kamu gitu aja,gak ada guna diingat-ingat terus.Kemarin itu dia khilaf,okey..kamu cuma mainannya aja,sadar itu Rayya,sadaarr..dia diam and ninggalin kamu gitu aja,jelas sekali,karena dia udah bosen.Sadar itu,bangkit,dan bila perlu cari cowok baru.Move On.

***

Aku berjalan di area parkir,menunggu dengan gelisah Yudha yang datang menjemputku,Yudha mengantar Reva pacarnya selepas semua kerjaan beres.Yaaa..malam ini anggota OSIS terpaksa romusha menyelesaikan persiapan upacara pembukaan galapagos(semacam pekan olahraga sekolah)besok.

Aku berjalan kesana kemari,sambil menendang-nendang kerikil di depanku,duuuhhh..Yudha mana..entah kapan anak itu datang,tempat parkir gelap,banyak nyamuk pula,haduuuh...

Tiba-tiba seseorang merengkuh bahuku dari belakang,melingkarkan lengannya yang kokoh di sekitar pundakku,memelukku dengan erat.

Ketakutan seketika menguasai pikiranku,hampir saja aku berteriak sekencang-kencangnya,ketika aroma yang tak asing menyergap penciumanku,kutelan kembali teriakanku,aku tercekat.Aroma ini,bau cologne ini,aku sangat mengenalnya,aroma yang sangat kurindukan.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Uiiiidddiiiiihhhh semakin seru aja yak...
Bagus bagus bagus
Kalau udah ketemu sama konfliknya, bakal semakin seru :D
Baca postingan kali ini, ngerasa kayak nonton ftv

Semangat... Ditunggu kelanjutannya ^^,

Unknown mengatakan...

aduuhhh kakaaakkk...tengkyuu..semangatku tercharge sudah,hahahahha

Posting Komentar