Tulisan ini pernah diposting di blog temenku,waktu itu aku bhelum punya blog,jadi yaa...nitip gitu dueehh..hehehhe
Berhubung sekarang udah ada blog, dicopy disini aja kali ya..
Aku Mencintaimu,Bapak...

Setetes peluh meluncur dari
kening pualamku. Jakarta sore ini,masih sama seperti hari-hari berikutnya. Macet,..macet..dan
macet. Kupalingkan pandanganku ke luar kaca jendela bus yang kutumpangi. Tampak
pemandangan pria paruh baya sedang menggendong anak gadisnya yang masih
balita,gadis cilik itu berkuncir dua,tampak riang dalam gendongan ayahnya yang
juga terus merekahkan senyum. Pemandangan itu mengingatkanku pada masa kecilku.
Tanpa sadar air mataku menetes.
Bapak…aku kangen sama Bapak….T_T
Bapakku yang teramat kucintai,meninggalkanku
sebulan yang lalu karena penyakit komplikasi yang dideritanya. Hancur hatiku
saat itu, belum sempet aku membanggakannya,belum cukup aku membalas semua
jasanya padaku,tapi, bapak kesayanganku sudah lebih dulu dipanggilNya.
Yaaahh…mungkin Allah lebih menyayangi Bapak disbanding aku mencintai beliau.
Sekuat hati aku mencoba ikhlas
atas kepergian beliau,meski dalam hatiku aku masih sangat membutuhkannya, aku
masih haus kasihnya,masih rindu segla wejangannya, rindu kebiasaannya yang
mengelus lembut rambut panjangku. Bapaaakk…aku mencintai bapak lebih dari
laki-laki manapun dalam hidupku.
Kuusap sekali lagi cairan bening
yang meleleh di kedua pipiku, khayalanku menerawang ke kota kelahiranku,kota
tercintaku,kota Jepara. Memori tentang bapakku berkelebat bagaikan film yang
diputar di bioskop.
Bapakku yang biasanya
gagah,bapakku yang biasanya kuat,yang selalu menggendongku sewaktu kecil
dulu,kini tergeletak tak berdaya di ranjang. Air mataku tak terbendung lagi,aku
bersimpuh di sampingnya,kucium tangan tua di genggamanku itu dengan berurai air
mata.
“Bapak,aku pulang..”bisikku
lirih,Bapak tak bisa lagi berkata-kata,dia membalas genggaman tanganku dengan
lemah,cairan bening turun dari kedua belah matanya. Cahaya itu masih
sama,sejuta cinta untukku,putrinya.
“Bapak,jika memang bapak pengen
pergi,aku ikhlas Bapak,aku memang pengen bapak meyaksikan akad nikahku lusa,itu
impian Bapak. Tapi,kalo memang bapak udah gak kuat dan pengen pergi,sepenuh
hati aku sudah ikhlas,yang penting bapak gak sakit lagi.”kataku terbata-bata di
sela tangisanku.Bapak hanya tersenyum lemah.
Innalillahi wa inna ilaihi
Roji’un, 25 Mei 2014,selepas subuh,bapakku menghembuskan nafasnya yang
terakhir. Tak bisa kuungkapkan hancurnya hatiku saat itu,lusa adalah
pernikahanku. Bapakku memimpikan hal itu setiap waktu,menikahkan anak gadisnya.
Menyerahkanku pada laki-laki yang tepat,laki-laki yang akan menggantikan
perannya. Tapi,sebelum keinginannya terwujud bapak telah lebih dulu dipanggil.
Selamat jalan Bapak…
Dan hari itu pun tiba,pecah semua
tangis sahabat-sahabatku saat ijab qobul dilaksanakan.Laki-laki saleh yang mengencaniku
selama 4 tahun itu mengucapkan ijab qobul dengan lancar dan khitmat. Tanpa
sadar aku berbisik kepada sahabatku.
“Bapak pasti disini kan Say,bapak
pasti menyaksikan semua ini kan say?Bapak pasti sekarang sudah sangat
berbahagia” ucapku dengan senyum yang merekah di bibir mungilku.
“Iya sayangku, Bapakmu
disini,menyaksikan semua ini. Jangan sedih lagi,Bapak udah bahagia disana,kan
sekarang kamu udah dapat gantinya,udah ada yang gantiin peran Bapakmu untuk
menjagamu,Suamimu,yahh..meskipun memang gak akan pernah sama.
Aku tersadar dari lamunanku
ketika kondektur meneriakkan tempat tujuanku,aku telah sampai,aku bergegas
turun dari bus yang kutumpangi.
Bapak,…
Semoga Bapak bisa mendengar
anakmu.
Lihat bapak,aku sekarang bahagia.
Aku punya suami yang begitu sayang padaku,dia yang bisa menggantikan sosok
bapak,meskipun memang Bapak gak akan pernah terganti.
Aku janji,aku akan jaga ibu dan
adik dengan baik,seperti yang sering bapak katakan, aku anak tertua,jadi aku
harus bisa dijadikan contoh dan bisa diandalkan.
Bapak…
Berbahagialah di sisihNya seperti
aku bahagia disini, tenanglah dalam istirahat panjangmu Bapak.
Terima kasih atas semua pelajaran
hidup yang Bapak berikan padaku, terima kasih untuk kasih sayangmu, untuk
didikanmu hingga aku bisa menjadi seperti sekarang.
Sejuta do’a tak pernah putus
kupanjatkan untuk ketenanganmu disana.
Aku mencintaimu,Bapak….Aku
mencintaimu..
*Bapak,Ayah,Abi,Papa,Romo, adalah
orang yang tampak keras di luar,dia nampak tak peduli pada kita,dia tak akan
membujuk kita saat kita merajuk seprti yang sering dilakukan ibu, Tapi satu
yang pasti, Bapak adalah satu-satunya orang yang dalam keadaan apapun selalu memastikan
bahwa anaknya baik-baik saja.
0 komentar:
Posting Komentar