Senin, 14 Juli 2014

The Meaning of Holding Hand (Hati Seorang Rayya Chapter 2)



Chapter 2 : The Meaning of Holding Hand


 
Siang itu aku duduk di salah satu bangku Mall,menunggu sahabatku Vida yang berbelanja keperluan bulanannya. Sambil menyeruput segelas jus jeruk aku memerhatikan orang yang berlalu-lalang,sungguh ramai sore ini. Tiba-tiba perhatianku tertuju kepada seorang gadis kecil,mungkin berusia sekitar lima tahun. Gadis itu menangis sesunggukan di tengah keramaian hiruk pikuk orang yang sedang berbelanja. Kuhampiri gadis kecil itu, dia berjongkok dan menyembunyikan mukanya di pangkuan.

“Hallo adik kecil kamu kenapa nangis,kok sendirian, Mama  Papamu mana?”tanyaku ramah.Gadis cilik itu mengangkat wajahnya yang sembab,dia sangat lucu,mukanya putih bersih,matanya sedikit sipit,rambut panjangnya berkuncir dua.

“Kakakku…kakakku ilang…”jawabnya sambil terisak.

“Emmmm..kamu kesini sama kakakmu ya?udah jangan nangis,ini kakak kasih permen”kusodorkan lolli pop dari sakuku, gadis kecil itu menghapus air matanya dan menerima permen pemberianku.

“Sekarang ayo kita cari kakakmu sama-sama,nama kamu siapa?”.Gadis kecil itu sibuk  mebuka bungkus permennya.

“Mella”jawabnya singkat.

“Kalo kakak Rayya,panggil aja kak Rayya”Aku menggandeng tangan mungilnya dan mulai berjalan berkeliling mencari kakaknya.

“Mella coba katakana,seperti apa kakakmu biar Kakak lebih mudah menemukannya”

“Dia tinggi,kulitnya putih,matanya sipit,pake kaos wrna biru”jawab Mella. Aku berjinjit mencari-cari sosok dengan cirri-ciri yang disebutkan Mella barusan,agak sulit bagiku menemukan sosok itu diantara pengunjung yang berjubal,maklum saja aku aku tidak dikarunia Tuhan dengan tubuh yang tinggi semampai.

“MELLAAAAA”terdengar suara cowok dari arah belakangku,kami berdua menoleh.

“KAKAAAKKKK…”.Secara spontan Mella melepaskan gandenganku dan berlari kearah cowok itu,cowok itu pun berlari kecil merentangkan tangan ke arah Mella.

“Kakaaakkk..kakak kemana aja,Mella cariin dari tadi,Mella kira kakak ilang”.rengek Mella di sela tangisan,Kakaknya memeluk erat adiknya itu.

“Ma’af ya kakak minta Ma’af,kakak janji bakalan hati-hati kalo ajak mella jalan-jalan.”Aku hanya berdiri menyaksikan pemandangan itu.

“Oh ya Kak,ini kakak yang tadi bantuin Mella nyariin Kakak,Kak Rayya,sini….”Aku tersenyum dan mengahampiri kakak beradik itu.

“Rayya?kamu?”Kakak gadis itu yang tak lain adalah Pandu terkejut melihat keberadaanku.

“Iya cowok songong.Hati-hati kek kalo ajak anak kecil ke tempat rame kayak gini.”Ucapku sambil melotot,tanpa senyum. Pandu hanya meringis.

“Ayo kak katanya mau beli boneka”rengek Mella yang langsung berlari ke counter boneka.

“Rayya,ma kasih ya udah nemenin adikku.”ucap Pandu sambil tersenyum.Aku balas tersenyum.

Kami berjalan beriringan,sedangkan Mella berlari-lari kecil di depan kami. Tiba-tiba aku merasa sesuatu yang lembut dan hangat menyentul tanganku,sedetik kemudian aku merasa ada sesuatu yang menyelusup di antara jari jemariku,aku menengok ke arah tanganku,tangan Pandu. Pandu menggandeng tanganku.Aku hanya diam memandangi tangannya diantara tanganku.

“Kenapa?”Tanya Pandu menyadari aku terdiam.Aku memandanginya dengan pandangan “Apa yang kamu lakukan???”.Pandu meringis,

”Aku gandeng nanti kamu ilang kayak Mella”jawabnya asal.Aku hanya diam tanpa berbuat apa-apa,membiarkan tanganku dalam genggamannya.Sensasi yang manis menjalari punggungku.Jantungku berdetak dua kali lebih cepat karena sensasi itu.Telapak tangan Pandu lembut,lembab,dan hangat. Hening,kami sibuk dengan pikiran msing-masing.

“Kak,boneka yang ini gimana?”Mella memecahkan keheningan diantara kami,menunjukkan hello kitty berukuran cukup besar. Melihat kami tanpa reaksi,tatapan Mella jatuh ke tangan kami yang bergandengan,dia terkikik.

“Cieee…..Kak Pandu sama kak Rayya pacaran ya?”.Aku terkesiap.”Hah???gak kok.”Aku gugup,Pandu cuma nyengir.
 “Itu apa?kalo gandengan tangan kan tandanya pacaran”ucap Mella polos sambil menunjuk tangan kami yang masih bergandengan. Spontan kami melepaskan tangan kami bersamaan,kupalingkan muka menyembunyikan wajahku yang memerah.Kulirik Pandu sekilas,dia menunduk,rona samar terlihat di wajah putihnya.


***
Aku berjalan di lorong sekolah,sekitar beberapa meter dari kelasku. Dari jarak segini aja sudah kedengaran betapa riuhnya kelas X.1.  Dan benar saja,ketika aku masuk kelas Prima sendang menampilkan penampilan spektakularnya, dia berdiri di atas meja menyanyikan beberapa lagu yang tengah hitz ,dikelilingi anak-anak yang lain yang bertepuk tangan,pemandangan yang gak asing,begitulah Prima,obsesiiii sekali jadi penyanyi,bak Ariel Peterpan aja gayanya(Waktu itu belum ada Noah). Di sampingnya,berdiri Tanjung yang berperan sabagai host dan baking vocal,kelas riuh rendah dengan gelak tawa melihat kekonyolan mereka.

Sedangkan di sisi lain,Pandu dan Gading berkejar-kejaran,saling mencoret muka masing-masing dengan stabilo. Omaigaaatttt..kelakuan anak-anak ini,kenapa mereka belum menanggalkan atribut Taman Kanak-kanaknya.Aku bergeleng-geleng melihat kelakuan ajaib mereka.

Aku duduk di mejaku,di sampingku Rossi sibuk mempelajari rumus Matematika. Pagi ini memang ada ulangan Matematika di jam pertama.Aku bertumpu dagu di atas mejaku,kupejamkan mataku,beberapa menit kemudian aku merasakan wajahku menghangat. Kubuka mataku perlahan. Aku terkesiap bukan main.Ketika kubuka mataku,di depanku Pandu nyengir kuda sambil bertumpu dagu sepertiku. Jarak wajah kami  sekitar satu jengkal,tiba-tiba aku merasa pipiku memanas,dan aku yakin,saat ini pasti semerah tomat.

“Ngapain kamu disiniii????”semburku seketika. Pandu cekikikan.

“La kamu,ngapain merem-merem”jawabnya tepat sasaran.Aku menunduk. Malu.

“Berdoa”jawabku sekenanya. Pandu tertawa terbahak-bahak.

”Kalo berdoa gitu ya..ajarin dong,sapa tahu nanti aku bisa ngerjain ulangan Matematika kayak kamu.”Pandu semakin menggodaku.

“Sana pergi ahhh..”usirku menutupi rasa malu mengingat betapa dekatnya wajah kami barusan. Pandu masih cengengesan.

“Ayo dong Rayya ajarin..ayo donk..”ucapnyu sambil mengguncang lengan kiriku.

“Pergi ah..sana.pergi gak..”kupukul bahunya dengan buku paket yang kupegang,dia tertawa terbahak-bahak sambil berlalu meninggalkanku.

“Aduuuhhh…Rossi,kamu gimana sih,kenapa kamu diem aja pas Pandu ngeliatin aku sedeket itu”ucapku geram.Rossi terkikik.

“Tadi aku udah mau peringatin,tapi dia bilang aku suruh diem,yaudahhh..”ucapnya tanpa dosa.

Haduuuuhhhhhhhhhhhh……


***
Dengung lebah eh maksudku suara anak-anak yang lagi ngrumpi terdengar jelas. Kami memperbincangkan ulangan Matematika barusan di luar kelas. Begitupun denganku,Rere,Rully dan Rossi. Rere hampir menangis karena hanya bisa mengerjakan lima soal dar sepuluh soal.Tiba-tiba aku merasa mataku dibekap dari belakang.Aku hanya diam karena tahu siapa yang melakukannya.

“Pandu…udah deh gak usah iseng”ucapku santai.Rere,Rully dan Rossi terkikik.

“Ahhh..kenapa dia tahu secepat itu Ga…”Pandu melenguh kea rah Gading,Gading hanya meringis.

“Siapa lagi yang iseng kalo gak kamu”ucapku sewot.

“Bisa aja Gading kan?”jawabnya gak mau kalah.

“Cologne kamu Pandu…..”Aku menggigit bibir menyadari kesalahanku. Aku keceplosan karena mengafal bau colognenya.

“Cieeee…apal nih ye….sama baunya…ahahahahhaha”Gading terbahak-bahak diikuti  yang lainnya.

“Re…yok..ke kantin,laper nih..Dagg..Rayya..”Rully mengedipkan sebelah matanya ke arahku sambil mengagndeng Rossi dan Rere,meninggalkanku bersama Pandu dan Gading.

“Gimanaa tadi bisa gak ngerjain ulangannya”tanyaku. Pandu dan Gading meringis serempak.

“Mmmmm..tadi 10 soal ya..aku bisa ngerjain cuma 3..”Pandu nyengir lebar

“TIGA???”aku shock,parah,kayak gitu masih bisa ketawa-ketawa.

“Eh bukan 3 deng,tapi 2 itupun patungan sama Gading,ahahahahhahahha”Mereka ber-toss ria kemudian terbahak-bahak.Aku geleng-geleng kepala.

“Kalian keterlaluan,kalo remidi gimana???”ucapku kesal.

“Kalo remidi,ka nada kamu yang bakalan kasih les privat aku.”ucapnya santai sambil melingkarkan lengan ke pundakku. Kutepis seketika lengan itu.tapi lagi-lagi lengan itu nongkrong di pundakku.

“Apaan sih ini gandeng-gandeng”ucapku kesal.

“Lupa ya kata Mella kemarin,kalo gandeng-gandeng itu berarti tandanya kitaaa…….”

“Udah ah aku mau nyusul Rully ke kantin”aku berlari menyusul Rully ke kantin,sebelum Pandu dan Gading menyadari mukaku yang memerah. Tawa Pandu semakin meledak,malah kini sampai memegangi perutnya.

“Heii Broo..ada sesuatu ya…”Gading nowel bahu Pandu yang belum reda tawanya.

“Sesuatu apa?”. Pandu merapikan rambut cepaknya.

“Ahh…pura-pura begoooo…,ituu…Lu..sama Rayya..”Gading mengedipkan mata elangnya.Pandu hanya tersenyum menggoda.

“Menurut Lu gimana”.ucapnya dengan ekspresi yang dibuat serius,tapi dengan cengiran di bibir.

“Selera Lu yang mungil-mungil gitu apa? Gak yang tinggi-tinggi aja?ahahahhaha”Gading balik menggoda.

“Kita lihat aja entar..”jawabnya sambil melenggang ke lapangan basket.

*Masih bikin boring ya???aduuhh duhh duhhh..aku udah berusaha keras menampilkan yang terbaik loh,ikutin terus yaaa..gimana hubungan rayya dan pandu selanjutnya,hehehhe

0 komentar:

Posting Komentar