Chapter : Gading, Rully dan Kak Topan.
Gading gak mungkin mencintaiku,kata itu terus berputar di
benakku. Bagaimana mungkin cowok seperti Gading bisa mencintaiku.Aku duduk di
kursiku,Rossi heran melihat muka bingungku.
“Ray..kamu kenapa Ray.”tanyanya khawatir,aku menggeleng
pelan.Aku menoleh ke meja Gading,anak itu gak ada di situ,aku menunduk,menghela
nafas panjang.Tiba-tiba Gading masuk bersama Rully,mereka bercanda-canda.Gading
kembali riang,gak murung lagi seperti 2 minggu belakangan ini,tapi riangnya itu
bukan karenaku,tapi karena Rully.
Hari-hari berlalu Gading masih tetap diam padaku,pada saat
kerja kelompok sekalipun dia lebih banyak diam,padahal biasanya dia yang paling
ramai,aku sudah berusaha ajak dia bicara,basa-basi bercandain dia,tapi tetep
aja nihil.
Kulirik Gading sekilas,tampak olehku dia yang sedang
bergurau dengan Rully,terawa-tawa riang,akrab sekali kelihatannya.
“Seperti yang kuduga,Raka dan Dera salah,mereka
ngawur,Gading gak pernah cinta sama aku,dia cintanya sama Rully,”batinku perih
melihat keakraban mereka.
“Perih????kenapa musti perih melihat keakraban
mereka?bukannya kamu senang kalo ternyata Gading gak ada perasaan lebih sama
kamu?bukannya kamu senang kalo Gading Cuma anggap kamu sahabat”.sudut gulita
hatiku mendebatku.
“Iya..tapi gak tahu kenapa,perasaan itu muncul gitu aja,aku
gak nyaman lihat mereka sedekat itu,aku gak senang melihat ada cewek lain yang
dekat dengan Gading.”sudut gulita hatiku yang lain menjawabnya
“Kenapa?kamu mulai mencintainya?kamu mulai menyadari kalo
perasaanmu itu lebih dari sahabat?”sudut gulita hatiku memojokkanku tanpa
ampun.
“Gak..aku gak mencintainya,dia gak mencintaiku,yang dia
cintai Rully,bukan aku.”batinku terus mengelak.
“Tentu saja gading lebih memilih Rully dari pada kamu,Rully jauh
lebih cantik dari kamu,dia semampai,lembut,gak kayak kamu,kamu egois,keras
kepala,gak peka.”berondong sudut gulita hatiku. Aku menutup telingaku dan
memejamkan mataku rapat-rapat.
“Ray..Rayya..kamu kenapa,mukamu pucat.”Rossi bertambah
khawatir.
”Gak apa-apa Ros,aku Cuma
sedikit gak enak badan,yok kita siap-siap,kan siang ini kita latihan
PKS.”,Rossi mengangguk,mengambil baju ganti dan berjalan ke kamar mandi
mengganti seragam sekolah kami dengan kaos latihan.
***
Kesepianku karena kepergian Pandu dan kini ditambah diamnya
Gading kulampiaskan dengan mengikuti kegiatan ekskul di sekolahku. Adalah Kak
Topan kakak seniorku di ekskul pramuka. Kak Topan tinggi,sangat tinggi,terang
saja dia menjadi anggota Paskibraka dan masuk tim inti basket di sekolahku.
Entah bagaimana mulanya aku bisa dekat dengannya,awalnya dia sering
menggodaku,dia gemas sama posturku yang mungil,tadinya aku kesal,tapi
lama-kelamaan kami menjadi dekat,dan dari situ kutahu Kak Topan sangat baik,dia
jago ngocol,guyonannya selalu segar,di dekatnya aku gak pernah berhenti
tertawa. Karena kelasnya berhadapan dengan kelasku,disetiap kesempatan dia
selalu datang ke kelasku Cuma sekedar mengajakku ngobrol,Kak Topan sangat baik
dan perhatian sama aku,dia memperlakukanku seperti adik kandungnya,aku memiliki
banyak kakak laki-laki,tapi gak pernah ada yang seperti kak Topan,kak Topan
benar-benar sosok kakak ideal yang selama ini kuimpikan. Karena dia juga gak
punya adik,dan selama ini memimpikan punya adik,dia menemukan sosok adik di
diriku,begtulah kedekatan kami,seperti seorang kakak beradik.Aku sangaaatt
menyayangi kak Topan.
Siang itu kami duduk di depan kelasku,ngobrol kesana
kemari,kak Topan suka sekali mengacak-acak rambutku yang kuikat ekor
kuda,sambil cemberut aku merapikan ikatan rambutku.Tiba-tiba Rully melintas di
depan kami,dia melempar senyum ke arahku,aku membalasnya dengan senyum
innocentku.
“Siapa Ray?”Tanya kak Topan,kulihat sedikit binar di
matanya.
“Rully temenku,kenapa?cantik kan???”godaku dengan senyum
lebar.Kak Topan tersenyum penuh arti.
“Udah punya pacar belom”tanyanya lagi sambil nyengir,aku
tersenyum meledek.
“Rully..sini..”panggilku riang,Rully menoleh lalu
menghampiriku.
“Kenalin,Rully ini kak Topan,kak
Topan ini Rully.”ujarku memperkenalkan mereka.Mereka berjabat tangan,wajah kak
Topan berbunga-bunga,sedang Rully,datar.Aku gelendotan di lengan kokoh kak
Topan.Di pintu masuk,Gading berdiri bersilang dada,pandangan dinginnya ke arah
kami,wajah Gading terlihat sangat tidak senang.Gading pasti cemburu lihat kak
Topan kenalan sama Rully,aku mengangkat bahu.Eh..tapii…kenapa di mataku Gading
berlipat-lipat lebih cakep ya kalo cemburu kayak gitu?
***
Setiap Kak topan datang ke kelasku,muka Gading berubah
masam,kelihatan banget kalo dia gak suka sama kak Topan.Deuuuhhh Gading,gak
usah cemburu seperti itu,Rully belum menentukan pilihan kaliii,emangnya kamu doank
yang boleh deket sama Rully. Tak bisa kupungkiri muncul perih di hatiku setiap
kulihat ekspresi ketidaksenangan Gading terhadap kak Topan,ternyata Gading
benar-benar menyukai Rully.Cemburu???tidak..tidak..tidak..sadar Ray..sadaaarrr..Gading
sukanya sama Rully,bukan kamu,nyadar dong,kamu siapa Gading siapa.
Kak Topan makin rajin
bertandang ke kelasku,dan sekarang dia gak Cuma ngobrol berdua aja sama
aku,tapi Rere dan Rully sesekali terlibat
dalam obrolan kami.Tadinya Rully masih malu-malu sama kak Topan,tapi bukan kak
Topan namanya kalo gak pintar ngambil hati orang,lama kelamaan mereka gak
canggung,makin hari makin dekatlah mereka berdua.
Seminggu lagi pelantikan BANTARA diadakan di sekolahku,hanya
anak-anak terpilih yang diperkenankan mengikutinya,aku,Rere,Tanjung,Tyo,Kristin
,Yudha dan Raka ikut terpilih dalam pelantikan itu. Entah apa alasan kakak
senior itu,aku dan Rere gak punya postur yang mendukung,tapi..ya
sudahlahh..mereka pasti punya pertimbangan.Seharusnya Gading ikut terpilih
dalam pelantikan tersebut,terang saja,dia memiliki postur yang bagus,tinggi dan
tegap.Tapi sedikitpun anak itu gak tertarik sama segala tetek bengek ekskul dan
organisasi macam itu,Rere berkali-kali membujuknya,tapi anak itu tak
bergeming.Dan siang ini aku bertekad
membujuknya,memaksanya mengikuti pelantikan itu.
“Ga,kamu ikut pelantikan ya..”bujukku,aku duduk di
sampingnya,Gading tak menoleh.
“Gak,aku gak suka acara konyol kayak gitu.”jawabnya degan dingin.Aku
terdiam.
“Kamu gak mau ikut,gara-gara Rully gak ikut ya.”ucapku
pelan,berusaha terdengar senormal mungkin.Gading menoleh,menatapku.
“Sama sekali gak ada hubungannya sama Rully.”Gading menjawab
masih dengan ekspresi dingin.
“Kalo kamu pengen Rully ikut,aku bisa atur,aku bisa ngomong
sama Kak Topan,biar Rully bisa ikut.”ucapku lagi.Muka Gading mendadak masam mendengar
nama Topan disebut.
“Aku gak ikut karena aku gak suka,gak ada hubungannya sama
Rully,lagian kamu ngapain ikut,tinggi juga gak,kuat juga gak,nyapek-nyapekin
badan aja.”ucapnya sewot.
“Karena…..”Aku terdiam,urung meneruskan kata-kataku.
“Karena aku pengen meneruskan perjuangan Pandu .”kulanjutkan
jawabanku,tentu saja dalam hati.
“Pandu sangat
bersemangat Nak,dia sudah mempersiapkan buat pelantikan itu,semua baju dan
peralatan pramukanya sudah di kemas rapi di tas ini”ibu cantik di depanku
mempelihatkan sebuah tas kepadaku,tas itu terlihat berat.Kubuka resleting tas
tersebut,tampak di dalamnya peralatan pramuka lengkap,peralatan untuk kemah
pelantikan PERJUSAMI.Hatiku diliputi rasa haru.
“Dia sangat
menginginkan bisa berangkat ke kemah itu,bahkan dia melarang Ibu buat nyuci
seragam pramukanya,dia takut gak kering.Sampai sekarang ibu gak berani nyuci.”tambah
ibu Pandu dengan muka penuh haru,kupeluk seragam pramuka Pandu,aroma yang gak
asing menyergap penciumanku,aroma cologne Pandu yang khas.
“Pandu aku berjanji
kepadamu,aku lanjutkan perjuanganmu,gak perduli
seberapa lemah diriku,gak perduli aku gak memiliki postur yang bagus,aku
pasti bisa menjadi dewan Ambalan,aku pasti bisa berprestasi dengan segala
keterbatasanku.”
Aku diam mengingat janji yang
kuucapkan pada diriku sendiri,aku berjanji melanjutkan perjuangan Pandu.Dan
sebenarnya,aku ingin kamu juga memperjuangkannya Gading,kita berjuang bersama-sama
mewujudkan keinginan Pandu yang tertunda.Aku terus terdiam,bangkit dan
meninggalkan Gading yang masih tak bergeming.
***
Tiga bulan berlalu,Kak Topan tak lagi sering main ke
kelasku,sebelumnya hampir setiap saat tiap ada kesempatan dia akan bertandang.
Melalui bantuanku,dia berhasil mendapatkan Rully,kabar terakhir yang
kudengar,mereka udah jadian,aku sungguh berbahagia atas mereka,Rully
sahabatku,aku sangat menyayanginya,dan kak Topan kakakku,aku lebih menyanyanginya,dua
orang yang aku sayangi akhirnya bisa bersatu,perfect couple,Gading,Prima…ma’af
ya..gara-gara aku kalian berdua jadi patah hati,Rully telah menentukan
pilihannya,dan itu kakakku,kak Topan,hehehe.
Tapi semenjak Kak Topan jadian sama Rully,dia jadi aneh,dia
cuek sama aku,ntah kenapa,seperti kemarin,dengan riang aku berlari ke
arahnya,dari radius 5 meter saja sudah kelihatan senyumku yang sumringah
menyambut kedatangannya. Tapi aku salah,dia menemui Rully,bukan
menemuiku,bahkan sedikitpun dia tidak menyapaku,boro-boro mencubit pipi chubby
ku seperti yang sering dia lakukan,aku benar-benar heran.
“Ray..kak Topan kok aneh ya..kok dia jadi cuek sama kamu
semenjak jadian sama Rully.”Rere menyadari perubahan sikap kak Topan.
“Iya Ray,gak biasanya loh kak Topan kayak gitu.”Rossi
menambahi,aku hanya bisa diam.
Dan itu bukan untuk pertama dan terakhir kalinya,hari-hari
selanjutnya Kak Topan masih seperti itu,dia nyaris gak punya waktu
buatku,bahkan hanya untuk sekedar say hello.Lambat laun aku pun menyadari satu
hal,kak Topan gak pernah tulus menyayangiku,jadi selama ini dia hanya
memanfaatkanku?dia hanya mendekatiku supaya dia bisa dekat dengan Rully
sahabatku?Kak Topan memanfaatkanku.Sakit bukan main hatiku menyadari kenyataan
itu.Aku tulus menyanyangi kak Topan,untuk pertama kalinya aku menemukan sosok
kakak sebaik dia,harapanku padanya terlanjur melambung tinggi,tapi ternyata,dia
hanya memperlakukanku tak lebih dari sekedar alat untuk mendapatkan kesenangannya.Kak
topan,kenapa kakak lakukan ini padaku.
Rully tetap bersikap baik padaku,aku berusaha terlihat
baik-baik aja di depannya,aku gak mau Rully tahu perasaanku,aku gak mau Rully
tahu perlakuan kak Topan terhadapku,aku gak mau dia tahu lalu marah dan
akhirnya mencampakkan kak Topan,gak..itu gak boleh terjadi. Memang kak Topan
sangat menyakitiku,tapi aku masih menyanyanginya,aku cuma ingin kak Topan
bahagia,itu aja.
Lamunanku pecah oleh sesuatu benda keras yang mengenai kepalaku,aku
mengelus kepalaku,mencari-cari sesuatu yang menimpuk kepalaku,sebuah kertas yang
diremat menyerupai bola tergelatak tepat di samping kakiku.Kucari timing yang
pas untuk memungutnya,kutunggu guru fisikaku yang killer lengah. Setelah aku
berhasil memungutnya,aku celingukan mencari-cari,siapa yang melempar bulatan
kertas itu.
Tatapanku jatuh ke Gading yang sedang memandangku dengan
pandangan dingin. Aku mengerti ini pasti dari dia.Perlahan kubuka bulatan
kertas itu,bukan sebuah memo,barisan tulisan yang panjang tertulis
disitu,mungkin ini sebuah puisi.Kubaca perlahan.Nafasku tercekat,rahangku jatuh
ketika kubaca tulisan itu.Kuulangi membacanya sekali lagi,memastikan bahwa aku
tak salah tafsir akan tulisan itu,tapi semakin kuulang semakin jelas.Mataku
berkaca-kaca membaca tulisan di tanganku.Aku merasa perban di hatiku
terlepas,darah segar mengucur dari luka yang belum benar-benar kering itu.
Aku menoleh ke meja Gading,memandangnya dengan pandangan
terluka.
*pasti pembaca ketawa,kenapa puisi???jaman segitu puisi itu udah yang paling toooppppp,hahahhaha,geli kalo inget kelakuan jaman ababil.
0 komentar:
Posting Komentar