Kamis, 24 Juli 2014

Gading, Rully dan Kak Topan (Hati Seorang Rayya Chapter 8)



Chapter : Gading, Rully dan Kak Topan.

Gading gak mungkin mencintaiku,kata itu terus berputar di benakku. Bagaimana mungkin cowok seperti Gading bisa mencintaiku.Aku duduk di kursiku,Rossi heran melihat muka bingungku.
“Ray..kamu kenapa Ray.”tanyanya khawatir,aku menggeleng pelan.Aku menoleh ke meja Gading,anak itu gak ada di situ,aku menunduk,menghela nafas panjang.Tiba-tiba Gading masuk bersama Rully,mereka bercanda-canda.Gading kembali riang,gak murung lagi seperti 2 minggu belakangan ini,tapi riangnya itu bukan karenaku,tapi karena Rully.
Hari-hari berlalu Gading masih tetap diam padaku,pada saat kerja kelompok sekalipun dia lebih banyak diam,padahal biasanya dia yang paling ramai,aku sudah berusaha ajak dia bicara,basa-basi bercandain dia,tapi tetep aja nihil.
Kulirik Gading sekilas,tampak olehku dia yang sedang bergurau dengan Rully,terawa-tawa riang,akrab sekali kelihatannya.
“Seperti yang kuduga,Raka dan Dera salah,mereka ngawur,Gading gak pernah cinta sama aku,dia cintanya sama Rully,”batinku perih melihat keakraban mereka.
“Perih????kenapa musti perih melihat keakraban mereka?bukannya kamu senang kalo ternyata Gading gak ada perasaan lebih sama kamu?bukannya kamu senang kalo Gading Cuma anggap kamu sahabat”.sudut gulita hatiku mendebatku.
“Iya..tapi gak tahu kenapa,perasaan itu muncul gitu aja,aku gak nyaman lihat mereka sedekat itu,aku gak senang melihat ada cewek lain yang dekat dengan Gading.”sudut gulita hatiku yang lain menjawabnya
“Kenapa?kamu mulai mencintainya?kamu mulai menyadari kalo perasaanmu itu lebih dari sahabat?”sudut gulita hatiku memojokkanku tanpa ampun.
“Gak..aku gak mencintainya,dia gak mencintaiku,yang dia cintai Rully,bukan aku.”batinku terus mengelak.
“Tentu saja gading lebih memilih Rully dari pada kamu,Rully jauh lebih cantik dari kamu,dia semampai,lembut,gak kayak kamu,kamu egois,keras kepala,gak peka.”berondong sudut gulita hatiku. Aku menutup telingaku dan memejamkan mataku rapat-rapat.
“Ray..Rayya..kamu kenapa,mukamu pucat.”Rossi bertambah khawatir.
”Gak apa-apa Ros,aku Cuma sedikit gak enak badan,yok kita siap-siap,kan siang ini kita latihan PKS.”,Rossi mengangguk,mengambil baju ganti dan berjalan ke kamar mandi mengganti seragam sekolah kami dengan kaos latihan.
***
Kesepianku karena kepergian Pandu dan kini ditambah diamnya Gading kulampiaskan dengan mengikuti kegiatan ekskul di sekolahku. Adalah Kak Topan kakak seniorku di ekskul pramuka. Kak Topan tinggi,sangat tinggi,terang saja dia menjadi anggota Paskibraka dan masuk tim inti basket di sekolahku. Entah bagaimana mulanya aku bisa dekat dengannya,awalnya dia sering menggodaku,dia gemas sama posturku yang mungil,tadinya aku kesal,tapi lama-kelamaan kami menjadi dekat,dan dari situ kutahu Kak Topan sangat baik,dia jago ngocol,guyonannya selalu segar,di dekatnya aku gak pernah berhenti tertawa. Karena kelasnya berhadapan dengan kelasku,disetiap kesempatan dia selalu datang ke kelasku Cuma sekedar mengajakku ngobrol,Kak Topan sangat baik dan perhatian sama aku,dia memperlakukanku seperti adik kandungnya,aku memiliki banyak kakak laki-laki,tapi gak pernah ada yang seperti kak Topan,kak Topan benar-benar sosok kakak ideal yang selama ini kuimpikan. Karena dia juga gak punya adik,dan selama ini memimpikan punya adik,dia menemukan sosok adik di diriku,begtulah kedekatan kami,seperti seorang kakak beradik.Aku sangaaatt menyayangi kak Topan.

Siang itu kami duduk di depan kelasku,ngobrol kesana kemari,kak Topan suka sekali mengacak-acak rambutku yang kuikat ekor kuda,sambil cemberut aku merapikan ikatan rambutku.Tiba-tiba Rully melintas di depan kami,dia melempar senyum ke arahku,aku membalasnya dengan senyum innocentku.
“Siapa Ray?”Tanya kak Topan,kulihat sedikit binar di matanya.
“Rully temenku,kenapa?cantik kan???”godaku dengan senyum lebar.Kak Topan tersenyum penuh arti.
“Udah punya pacar belom”tanyanya lagi sambil nyengir,aku tersenyum meledek.
“Rully..sini..”panggilku riang,Rully menoleh lalu menghampiriku.
“Kenalin,Rully ini kak Topan,kak Topan ini Rully.”ujarku memperkenalkan mereka.Mereka berjabat tangan,wajah kak Topan berbunga-bunga,sedang Rully,datar.Aku gelendotan di lengan kokoh kak Topan.Di pintu masuk,Gading berdiri bersilang dada,pandangan dinginnya ke arah kami,wajah Gading terlihat sangat tidak senang.Gading pasti cemburu lihat kak Topan kenalan sama Rully,aku mengangkat bahu.Eh..tapii…kenapa di mataku Gading berlipat-lipat lebih cakep ya kalo cemburu kayak gitu?
***
Setiap Kak topan datang ke kelasku,muka Gading berubah masam,kelihatan banget kalo dia gak suka sama kak Topan.Deuuuhhh Gading,gak usah cemburu seperti itu,Rully belum menentukan pilihan kaliii,emangnya kamu doank yang boleh deket sama Rully. Tak bisa kupungkiri muncul perih di hatiku setiap kulihat ekspresi ketidaksenangan Gading terhadap kak Topan,ternyata Gading benar-benar menyukai Rully.Cemburu???tidak..tidak..tidak..sadar Ray..sadaaarrr..Gading sukanya sama Rully,bukan kamu,nyadar dong,kamu siapa Gading siapa.

 Kak Topan makin rajin bertandang ke kelasku,dan sekarang dia gak Cuma ngobrol berdua aja sama aku,tapi  Rere dan Rully sesekali terlibat dalam obrolan kami.Tadinya Rully masih malu-malu sama kak Topan,tapi bukan kak Topan namanya kalo gak pintar ngambil hati orang,lama kelamaan mereka gak canggung,makin hari makin dekatlah mereka berdua.

Seminggu lagi pelantikan BANTARA diadakan di sekolahku,hanya anak-anak terpilih yang diperkenankan mengikutinya,aku,Rere,Tanjung,Tyo,Kristin ,Yudha dan Raka ikut terpilih dalam pelantikan itu. Entah apa alasan kakak senior itu,aku dan Rere gak punya postur yang mendukung,tapi..ya sudahlahh..mereka pasti punya pertimbangan.Seharusnya Gading ikut terpilih dalam pelantikan tersebut,terang saja,dia memiliki postur yang bagus,tinggi dan tegap.Tapi sedikitpun anak itu gak tertarik sama segala tetek bengek ekskul dan organisasi macam itu,Rere berkali-kali membujuknya,tapi anak itu tak bergeming.Dan siang ini aku  bertekad membujuknya,memaksanya mengikuti pelantikan itu.
“Ga,kamu ikut pelantikan ya..”bujukku,aku duduk di sampingnya,Gading tak menoleh.
“Gak,aku gak suka acara konyol kayak gitu.”jawabnya degan dingin.Aku terdiam.
“Kamu gak mau ikut,gara-gara Rully gak ikut ya.”ucapku pelan,berusaha terdengar senormal mungkin.Gading menoleh,menatapku.
“Sama sekali gak ada hubungannya sama Rully.”Gading menjawab masih dengan ekspresi dingin.
“Kalo kamu pengen Rully ikut,aku bisa atur,aku bisa ngomong sama Kak Topan,biar Rully bisa ikut.”ucapku lagi.Muka Gading mendadak masam mendengar nama Topan disebut.
“Aku gak ikut karena aku gak suka,gak ada hubungannya sama Rully,lagian kamu ngapain ikut,tinggi juga gak,kuat juga gak,nyapek-nyapekin badan aja.”ucapnya sewot.
“Karena…..”Aku terdiam,urung meneruskan kata-kataku.
“Karena aku pengen meneruskan perjuangan Pandu .”kulanjutkan jawabanku,tentu saja dalam hati.
“Pandu sangat bersemangat Nak,dia sudah mempersiapkan buat pelantikan itu,semua baju dan peralatan pramukanya sudah di kemas rapi di tas ini”ibu cantik di depanku mempelihatkan sebuah tas kepadaku,tas itu terlihat berat.Kubuka resleting tas tersebut,tampak di dalamnya peralatan pramuka lengkap,peralatan untuk kemah pelantikan PERJUSAMI.Hatiku diliputi rasa haru.
“Dia sangat menginginkan bisa berangkat ke kemah itu,bahkan dia melarang Ibu buat nyuci seragam pramukanya,dia takut gak kering.Sampai sekarang ibu gak berani nyuci.”tambah ibu Pandu dengan muka penuh haru,kupeluk seragam pramuka Pandu,aroma yang gak asing menyergap penciumanku,aroma cologne Pandu yang khas.
“Pandu aku berjanji kepadamu,aku lanjutkan perjuanganmu,gak perduli  seberapa lemah diriku,gak perduli aku gak memiliki postur yang bagus,aku pasti bisa menjadi dewan Ambalan,aku pasti bisa berprestasi dengan segala keterbatasanku.”
Aku diam mengingat janji yang kuucapkan pada diriku sendiri,aku berjanji melanjutkan perjuangan Pandu.Dan sebenarnya,aku ingin kamu juga memperjuangkannya Gading,kita berjuang bersama-sama mewujudkan keinginan Pandu yang tertunda.Aku terus terdiam,bangkit dan meninggalkan Gading yang masih tak bergeming.
***
Tiga bulan berlalu,Kak Topan tak lagi sering main ke kelasku,sebelumnya hampir setiap saat tiap ada kesempatan dia akan bertandang. Melalui bantuanku,dia berhasil mendapatkan Rully,kabar terakhir yang kudengar,mereka udah jadian,aku sungguh berbahagia atas mereka,Rully sahabatku,aku sangat menyayanginya,dan kak Topan kakakku,aku lebih menyanyanginya,dua orang yang aku sayangi akhirnya bisa bersatu,perfect couple,Gading,Prima…ma’af ya..gara-gara aku kalian berdua jadi patah hati,Rully telah menentukan pilihannya,dan itu kakakku,kak Topan,hehehe.

Tapi semenjak Kak Topan jadian sama Rully,dia jadi aneh,dia cuek sama aku,ntah kenapa,seperti kemarin,dengan riang aku berlari ke arahnya,dari radius 5 meter saja sudah kelihatan senyumku yang sumringah menyambut kedatangannya. Tapi aku salah,dia menemui Rully,bukan menemuiku,bahkan sedikitpun dia tidak menyapaku,boro-boro mencubit pipi chubby ku seperti yang sering dia lakukan,aku benar-benar heran.

“Ray..kak Topan kok aneh ya..kok dia jadi cuek sama kamu semenjak jadian sama Rully.”Rere menyadari perubahan sikap kak Topan.
“Iya Ray,gak biasanya loh kak Topan kayak gitu.”Rossi menambahi,aku hanya bisa diam.
Dan itu bukan untuk pertama dan terakhir kalinya,hari-hari selanjutnya Kak Topan masih seperti itu,dia nyaris gak punya waktu buatku,bahkan hanya untuk sekedar say hello.Lambat laun aku pun menyadari satu hal,kak Topan gak pernah tulus menyayangiku,jadi selama ini dia hanya memanfaatkanku?dia hanya mendekatiku supaya dia bisa dekat dengan Rully sahabatku?Kak Topan memanfaatkanku.Sakit bukan main hatiku menyadari kenyataan itu.Aku tulus menyanyangi kak Topan,untuk pertama kalinya aku menemukan sosok kakak sebaik dia,harapanku padanya terlanjur melambung tinggi,tapi ternyata,dia hanya memperlakukanku tak lebih dari sekedar alat untuk mendapatkan kesenangannya.Kak topan,kenapa kakak lakukan ini padaku.

Rully tetap bersikap baik padaku,aku berusaha terlihat baik-baik aja di depannya,aku gak mau Rully tahu perasaanku,aku gak mau Rully tahu perlakuan kak Topan terhadapku,aku gak mau dia tahu lalu marah dan akhirnya mencampakkan kak Topan,gak..itu gak boleh terjadi. Memang kak Topan sangat menyakitiku,tapi aku masih menyanyanginya,aku cuma ingin kak Topan bahagia,itu aja.

Lamunanku pecah oleh sesuatu benda keras yang mengenai kepalaku,aku mengelus kepalaku,mencari-cari sesuatu yang menimpuk kepalaku,sebuah kertas yang diremat menyerupai bola tergelatak tepat di samping kakiku.Kucari timing yang pas untuk memungutnya,kutunggu guru fisikaku yang killer lengah. Setelah aku berhasil memungutnya,aku celingukan mencari-cari,siapa yang melempar bulatan kertas itu.
Tatapanku jatuh ke Gading yang sedang memandangku dengan pandangan dingin. Aku mengerti ini pasti dari dia.Perlahan kubuka bulatan kertas itu,bukan sebuah memo,barisan tulisan yang panjang tertulis disitu,mungkin ini sebuah puisi.Kubaca perlahan.Nafasku tercekat,rahangku jatuh ketika kubaca tulisan itu.Kuulangi membacanya sekali lagi,memastikan bahwa aku tak salah tafsir akan tulisan itu,tapi semakin kuulang semakin jelas.Mataku berkaca-kaca membaca tulisan di tanganku.Aku merasa perban di hatiku terlepas,darah segar mengucur dari luka yang belum benar-benar kering itu.
Aku menoleh ke meja Gading,memandangnya dengan pandangan terluka.

*pasti pembaca ketawa,kenapa puisi???jaman segitu puisi itu udah yang paling toooppppp,hahahhaha,geli kalo inget kelakuan jaman ababil.

0 komentar:

Posting Komentar